23. Pocket Square

1.2K 144 9
                                    

•••

Tangan Piony mengeratkan kardigan yang membalut tubuhnya. Ia berdiri kaku di depan gedung yang familier di matanya. Kentara sekali kalau Piony tidak senang berada di tempat ini.

“Kita ngapain, sih, ke sini? Lo mah nyari penyakit aja,” desis Piony.

Rama nampak menutup ritsleting tasnya, setelah mengambil metronom yang ia ambil diam-diam dari ruang musik sekolah. Piony sebenarnya ingin bertanya, untuk apa cowok itu membawa benda itu ke tempat yang Piony anggap mencekam. Tapi sayangnya, mulut Piony terlalu malas untuk bertanya hal yang tidak penting.

“Ayo, masuk!”

Piony mencekal tangan Rama, dan menatap tajam cowok berhoodie hitam itu. “Gila lo?! Inget nggak terakhir ke sini lo dihabisin sama mereka. Gue nggak mau, ya, ngeboncengin lo lagi! Ribet!”

Rama menahan dirinya untuk tidak tertawa disaat Piony khawatir karena membawanya ke markas Oka. Padahal kalau diingat, terakhir Rama ke sini, ia justru menadapat tawaran dari Oka untuk  berpatisipasi menolong Esther. Ya, tentu saja Piony tidak mengetahui hal itu.

“Gue nggak mau berantem, Pi. Kita ke sini mau silaturahmi.”

“Mana ada silaturahmi ke musuh, ha? Udah, lah, pulang aja yuk!” seru Piony seraya menarik tangan Rama untuk kembali ke motornya.

“Eh, lo udah dateng, Ram?” Suara berat dari arah belakang Piony membuatnya menoleh, dan cewek itu langsung bersembunyi di belakang tubuh Rama saat ia mengenali siapa pemilik suara itu.

“Jargo,”

Senyuman menggoda terbit di wajah Jargo. Melihat senyuman itu membuay Piony makin menempel pada bahu Rama. “Lo bawa cewek lo ke sini?” goda Jargo.

Rama menoleh, melihat Piony yang nampak waswas pada Jargo. “Dia nggak bakal godain lo kayak waktu itu.”

“Lo nggak usah takut sama gue,” ucap Jargo, “gue nggak bakal godain cewek orang.”

Rama maupun Piony tak ada yang mengelak ucapan Jargo barusan. Keduanya hanya saling pandang. Sedetik kemudian, Piony menunduk karena merasa malu.

Kepala Jargo berayun, gesturnya memberi perintah kepada Rama untuk masuk ke dalam gedung. Dan kemudian, ia melangkah terlebih dahulu meninggalkan Rama yang masih membujuk Piony untuk tidak takut.

NEIGHBORHOOD [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang