Chapter 15

2.4K 180 10
                                    

'Ting Ting Ting'

Seluruh Siswa siswi Konoha high school berhamburan keluar dari kelas masing masing saat mendengar bel pulang sekolah. Bel pulang sekolah itu memanglah seperti Oase di tengah padang pasir. Menyelamatkan mereka yang kepalanya sudah panas dan hampir meledak karena diisi oleh pelajaran matematika yang sangat memuakkan.

Yah, kurang lebih, itulah yang dirasakan seorang Naruto Uzumaki sekarang ini. "Ahh.. Akhirnya aku bebas juga dari pelajaran Anko sensei. Benar - benar membuat kepalaku hampir meledak saja."  keluhnya.

Setelah kejadian kemarin Lusa, keadaan sakura mulai membaik. Sayangnya, dia masih belum sadar.

Omong - omong, hari ini Naruto akan kerumah sakit seorang diri. Sasuke bahkan masih belum masuk sekolah semenjak sakura masuk ke rumah sakit. Karin juga sudah dikeluarkan saat Sasuke mengatakan kenyataannya kepada mikoto.

Sebenarnya Naruto sempat bingung pada pola pikir karin. Gadis itu justru meminta - minta dan bersujud - sujud padanya untuk bilang pada sasuke agar tidak mengeluarkannya. Sayangnya, Naruto hanya menarik nafas dan bergedig acuh. Toh, semuanya salahnya sendiri.

Ino juga ada pemotretan selama tiga hari di hokkaido. Hinata harus menjaga adiknya yang sakit. Jadi, yah Naruto akhirnya harus pergi sendiri.

Seperti biasa, Naruto berjalan dikoridor sekolah dengan riang. Sikap Naruto itu sangat sulit untuk di tebak. Terkadang ia terlihat begitu dewasa dan bijak, tetapi terkadang ia terlihat konyol dan bodoh.

"Naruto! "

Langkah Naruto terhenti. Dia menoleh kearah asal suara tersebut.

" Ada apa? " tanyanya pada sesosok pria berambut merah.

" Kau tahu dimana Sakura? Sudah lama aku tidak melihatnya? "

" kau masih peduli heh padanya? Kau menyesal karena telah memperlakukannya buruk? " Naruto tahu sendiri apa yang telah dilakukan oleh Sasori pada Sakura.

Sasori diam dan menunduk penuh penyesalan. Naruto hanya menarik nafas pelan.

" Aku punya permintaan padamu! "

Mendengar ucapan Naruto, sasori mengangkat kepalanya pelan. Maenunggu apa yang akan dikatakan uzumaki itu selanjutnya.

Mata Naruto memicing tajam." Aku akan beritahu keberadaan sakura, kalau kau akan menjaganya dan tak akan menyakiti perasaannya. Itu permintaanku sebagai sahabatnya. "

Pupil Sasori melebar mendengarnya. Permintaan macam apa itu?bukankah ada sasuke?

Seolah menyadari nya, Naruto kembali menarik nafas lelah." kalau kau tanya Sasuke? Dia memilih jalan yang berbeda. Jadi..  " Naruto menggantungkan kata - katanya.

"... Apa kau sanggup?!"

Pertanyaan Naruto itu sungguh menusuk dan penuh dengan penekanan. Namun sanggup membuat sasori tersenyum dalam seketika.

"Tentu! Dia orang yang berharga bagiku. Menyakitinya sama saja aku bunuh diri. " ujar sasori penuh keyakinan.

Naruto memicingkan matanya mengingat kejadian terakhir sasori menyakiti perasaan sakura dengan menyebutnya jalang. Apa lelaki ini bisa ia percaya?

Sasori menghembuskan nafasnya pelan. " Aku tahu kau masih ragu dengan ucapanku barusan karena kelakuanku dulu. Tapi, aku benar - benar akan melindunginya. Dan aku sangat menyesali kejadian itu."

"Mungkin kau benar, apakah perbuatanku saat itu masih bisa dimaafkan atau tidak. Tapi aku ingin memperbaiki apa yang sudah kurusak. "

***

Akuma [sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang