Chapter 11

2.9K 198 11
                                    

Sasuke tidak meninggalkan sedetikpun pintu IGD. Dia masih setia menanti dokter keluar dari IGD. Mebuki dan kizashi datang beberapa saat yang lalu saat sasuke mengabari ino perihal sakura. Mebuki dan kizashi terdiam diluar bersama sasuke, menanti kabar dari dokter yang menangani sakura. Mungkin kedua orang tua sakura adalah dokter, tetapi sekarang rasa khawatir benar - benar menyelimuti mereka. Jadi, apabila mereka turun tangan sangat ditakutkan akan hilangnya kefokusan saat menangani sakura.

Kizashi yang duduk di samping sasuke menepuk punggung sasuke pelan. "kau tenang saja nak! Aku yakin sakura tidak akan kenapa - napa. Dia gadis yang kuat." ucap kizashi pada sasuke seraya membayangkan putri satu - satunya itu.

Sasuke diam. Dia tahu yang di katakan kizashi itu benar. Sakura adalah gadis yang kuat, walaupun dalam beberapa waktu dia bisa terlihat sangat lemah. Sakura hanya butuh sokongan untuk menjadi kuat. Sasuke mengangguk pelan, membenarkan ucapan kizashi. "iya, aku tahu itu."

Sebenarnya sasuke sempat bingung bagaimana mungkin kizashi bisa mengenalnya. Dia yakin sekali kalau dia belum pernah bertemu kizashi sebelumnya, tapi kizashi terlihat begitu akrab. Apa mungkin sakura pernah menceritakan sesuatu pada orang tuanya mengenai sasuke? Tapi, sakura bukan tipe wanita seperti itu. Sakura terkesan lebih senang memendam segalanya sendiri kalau tidak didesak untuk menceritakan nya.

Kizashi menatap sasuke, lalu tersenyum simpul kearahnya saat mendengar suara perut sasuke yang meraung minta diisi.

Kizashi menepuk punggung sasuke. Sedangkan wajah sasuke sudah merah padam. Jujur saja dia sangat malu. "pergilah nak! Istirahat dan isi perutmu itu. Kau sudah menjaga sakuraku tanpa henti. Jangan sampai kau menyusul sakura di ranjang rumah sakit."

"Tapi--"

"sudahlah. Kau istirahatlah yang cukup,lalu cepat kembali kesini. Aku yakin sakura akan baik - baik saja dan mampu untuk melewati masa kritisnya. Jangan takut! "

Sasuke terdiam sejenak. Dia heran dengan kizashi bagaimana mungkin pria itu bisa sesantai itu disaat putrinya sedang dalam masa kritis. Bahkan rasanya sasuke sudah hampir gila karena memikirkan keadaan sakura.

Kruyukk...

Kizashi kembali terkekeh " sudahlah, berhenti melamun. Perutmu sudah minta diisi."

Kepalang malu dan dari pada semakin malu akhirnya sasuke pamit untuk pergi kekantin rumah sakit. Dia meminta naruto yang juga menemaninya sejak awal untuk pergi kekantin.

.
.
.

Sasuke meringis pelan mendengar mikoto yang mengomel di seberang sana. Jujur saja sasuke lupa mengabari okaasannya itu. Apalagi mengingat dia terlalu panik dengan keadaan sakura, sehingga melupakan nasib handponenya yang kehabisan daya.

Dan sekarang sasuke hanya bisa diam. Sebrengsek - brengseknya sasuke, dia tetap anak yang tahu adab terhadap orang tuanya.

"jadi sekarang kau dimana sasu-chan? "suara mikoto mulai merendah. Tapi, malah mengundang tawa dari pria kuning yang tengah menyantap ramennya.

Sasuke menatap naruto tajam. Bagaimana bisa, pria kuning itu mendengar percakapan nya dengan okaasannya  itu,padahal ia sama sekali tidak menggunakan loudspeaker.

Masih tidak sadar dengar tatapan tajam nan menusuk dari sasuke. Naruto masih tertawa terpikal - pikal sambil memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa. Untung saja kantin rumah sakit agak sedikit sepi sehingga tidak membuat sasuke kembali memakan malu. Sudah cukup dia malu dihadapan ayah sakura.

'bugh'

Sasuke menendang kaki kursi yang diduduki naruto hingga pria kuning itu terjatuh kebelakang bersama kursi yang ia duduki. Sasuke menyeringai,akhirnya sahabat kuningnya ini berhenti tertawa juga.

Akuma [sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang