Chapter 27

1.9K 167 15
                                    

Pagi ini, semuanya dikumpulkan di depan penginapan katak. Hari ini rencananya akan mereka akan mencari jejak di hutan belantara mengingat lokasi penginapan onsen ini jauh dari hiruk pikuk kota.

Sebenarnya, semua ini adalah ide dari kakashi selaku wali kelas mengusulkan untuk membuat games - games seperti ini. Yah, walaupun tema awal mereka hanyalah jalan - jalan ke penginapan onsen sebelum liburan musim semi tiba. Tapi bukankah akan terasa biasa kalau hanya main saja?

Kalau mengingat shikamaru yang menjadi ketua kelas dan panitia pelaksana. Dia tentu saja menolak  mentah - mentah ide kakashi. Tapi... Jangan lupakan rock lee yang menjabat sebagai wakil ketua kelas. Tentu saja pria dengan darah masa muda yang bergelora itu setuju dengan usulan kakashi dan membuat shikamaru kalah suara.

Dan berakhirlah dengan shikamaru yang terpaksa mengerjakan sambil terus mengeluh kata - kata ajaibnya. Mendokusai.

Siswa berbaris disebelah kiri dan siswi berbaris di sebelah kanan. Membuat sebuah jalan yang membatasi antara siswa dan siswi.

"PERHATIKAN SEMUANYA!! " suara anko terdengar begitu menggelegar dari pengeras suara yang dipegangnya. Dengan serentak suara asat usut tadi mulai menghilang, tergantikan oleh keheningan yang melanda.

Kakashi berdehem pelan. Dan mulai berbicara melalui pengeras suaranya." Baiklah semuanya, hari ini kalian akan mencari jejak secara berpasangan antara siswa dan siswi. " kakashi berhenti sejenak dan kembali membuat asat usut.

Kakashi berdeham lagi, membuat semuanya kembali terdiam." kalian tahu kotak yang ada di tangan shikamaru dan rock lee? " tak ada yang menjawab, membuat kakashi melanjutkan kembali ucapannya." didalamnya terdapat nomor undian untuk menentukan pasangan kalian. Jadi, kalian tentu bisa memiliki peluang menjadi pasangan siapapun. " jelas kakashi dengan diakhiri oleh sebuah senyuman dibalik maskernya.

Rock lee maju kebarisan para siswa. Dan shikamaru maju kebarisan para siswi dengan wajah yang terlihat begitu bosan.

-o-

Ino mencebikkan bibirnya kesal sambil memainkan lipatan kertas undian ditangannya. " ahhh kuharap aku bisa berpasangan dengan sai. Pasti akan terlihat romantis saat kita berjalan berdua di tengah hutan belantara." ujar ino seraya membayangkan semuanya seakan nyata.

Sakura memandang ino bosan. "ck, sadarlah pig. Sai itu tidak sekelas dengan kita."

Ino yang berada diantara hinata dan sakura hanya berdecih sebal mendengar kenyataan yang diungkapkan oleh sakura. "Ya, ya, ya, aku tahu. Lagi pula, kenapa semua pria di kelas kita muka taplak meja semua, sih! Yah, kecuali sasuke-kun, sih. Kuakui sasuke-kun memang tampan."

Mendengar hal itu ino tentu saja ino mendapat hadia deathglare dari sakura dan hinata." N-naruto-kun tampan, kok. " bela hinata tak terima karena ino menjelekkan kekasihnya.

Ino memutar bola matanya malas." Hinata, kau itu kenapa bisa dibutakan oleh cinta pada orang aneh dan bodoh seperti naruto? " ino tidak bisa mengerti lagi dengan hinata. Padahal dia cantik dan imut. Pasti banyak orang yang lebih normal diluaran sana akan bersedia menggantikan posisi naruto.

"Dan kau juga dibutakan oleh cintamu pada pria tampan, pig. Lagi pula, kenapa juga kau bisa menyukai pria aneh dengan senyum palsu seperti sai? Dia juga terlihat seperti mayat hidup. " ucap sakura santai tanpa melihat raut wajah ino.

Hinata yang diam saja sejak tadi, baru menyadari kalau ada yang aneh dengan sakura dan ino." I-ino-chan, kau sakit? " tanya hinata mengganti topik pembicaraan.

Akuma [sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang