Hari ini adalah tepat seminggu setelah sakura keluar dirumah sakit. Kini dia sudah kembali masuk ke sekolah. Tak ada yang berbeda,semuanya tetap sama.
Hanya satu yang berbeda. Rasa. Yah, rasa itu tidaklah sama lagi. Setiap kali sakura berpapasan dengan sasuke,mereka hanya saling membuang muka. Setiap berada dalam satu kelompok, mereka hanya saling diam. Seolah saling tak mengenal.
Dan kini, sasori juga swmakin gencar lagi mengejar sakura. Hingga terkadang membuat gadis musim semi itu sedikit muak pada tingkahnya.
Sara juga pindah sekolah kesini. Entahlah apa tujuannya. Yang pasti sakura yakin itu berhubungan dengan sasuke. Yah, setelah kejadian di rumah sakit, semuanya memang tak sama lagi. Dan saat itu juga, sakura merasa menyesal karena segalanya.
Teng teng teng
Naruto yang berusaha membuka matanya disaat cerita sejarah yang dipaparkan oleh sarutobi hiruzen membuatnya diserang kantuk langsung berdiri seketika. "ayo pulang ttebayo!" ucapnya sumringah. Membuat sarutobi yang masih diam didepan kelas menggelengkan kepalanya.
Saat mendengar bel pulang sekolah, murid - murid memang terlihat seperti hewan yang baru saja dikeluarkan dari kandangnya.
"Pig, kupinjam dulu yah bukumu!" sahut sakura.
"kau masih mengejar catatanmu? "
Sakura mengangguk lesu." yah, mau bagaimana lagi. "
" kalau begitu, Ganbatte jidat! " kata ino seraya mengepalkan tangannya keudara. Membuat sakura terkekeh pelan.
" baiklah. Arigatou, pig. "
Srekk
" ino ayo pulang! "
Sakura dan ino berbalik menoleh kearah orang itu. Tampak pria berkulit pucat dengan rambut klimiks yang kini tengah tersenyum seperti biasa.
" tunggu aku sebentar sai. Nanti aku menyusul. "
" baiklah kalau begitu, aku akan menunggu mu di parkiran. " kata sai mengakhiri percakapannya dan langsung pergi.
Ino terlihat begitu gembira. Membuat sakura melongo melihatnya." P-pig, sejak kapan kau... Dengan Sai? "
" heheh i-itu.. " ino menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Sakura menatap ino sangar." bukankah kau bilang, kau tak menyukai pria tidak peka seperti sai? " tanya sakura dengan sedikit mengintimidasi." kau berhutang cerita padaku, pig!"
Ino sedikit terkekeh sambil mengibas - ibaskan tangannya. " H-Hai, hai. Nanti aku akan cerita padamu. Tapi, aku pulang duluan yah! Takut sai-kun menunggu lama. Bye jidat." kata ino melambaikan tangannya pada sakura sembari mengerling genit.
'Huft'
Sudah sakura sadari. Dia pasti akan pulang sendiri. Ahhh tak apa, ini sudah biasa kok baginya.
Cepat - cepat sakura membenahi alat tulisnya dan memasukkannya kedalam ranselnya. Sebelum ia benar - benar keluar dari kelas, sakura menoleh dulu pada bangku pojok dekat jendela.
'sasuke membolos yah. ' batinnya.
Tapi seketika sakura tersadar. "Lupakan dia, sakura. Sadarlah!" katanya pada dirinya sendiri seraya menepuk - nepuk pipinya.
***
Masih sama seperti itu semenjak beberapa jam yang lalu. Menatap langit biru dengan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Seolah tak hidupnya tidak bermakna sama sekali.
"Yo, Teme! Lagi - lagi kau tak masuk kelas yah. " Naruto memang tahu tempat rahasia sasuke. Apa lagi kalau bukan atap sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akuma [sasusaku]
Teen FictionSakura haruno seorang siswi pindahan di konoha high school yang merupakan sekolah paling elit di jepang. Sebuah tragedi yang menimpa sakura mengharuskannya terseret kedalam kehidupan pria dingin berjuluk 'AKUMA'. Entah bagaimana cara sakura menghad...