Chapter 21

2.1K 180 11
                                        

Tolong persiapan diri kalian untuk membaca part ini😅karena menurutku, part ini akan sedikit menguras emosi kalian. Jadi,pikirkan kalau kalian siap untuk tidak emosi saat membaca part ini. Sekian.

.
.
Akuma
Aliza_H
.
Happy reading
.
.
.

Hari yang cerah pun tampak begitu kelabu. Tak ada tawa cerah yang terbit seperti biasanya. Semuanya hilang hanya karena sebuah kejadian.

Bocah kuning itu juga sama. Dan mungkin dia dan kekasihnya lah yang paling kaget dengan peristiwa ini. Ini seperti sebuah kejutan yang sangat tiba - tiba di tengah hubungan yang tengah mereka jalin.

Sebuah tangan terulur memegang pundak bocah kuning itu. Membuatnya menoleh kearah pemilik tangan tersebut.  Pemilik tangan tersebut hanya tersenyum getir. "Berhentilah menangis! Shion tak akan senang itu. Dan juga.." gadis musim semi itu berhenti bicara dan melirik pada gadis indigo yang sedang merenung ditemani ino. "kau harus memikirkan hinata juga. Dia pasti sangat syok dengan kejadian ini."

Naruto mengikuti arah tatapan sakura. Mungkin sakura benar. Yang paling terpukul dengan kepergian shion bukanlah dia. Tapi hinata.

Perlahan Naruto menghapus sisa jejak air matanya yang entah sejak kapan keluar begitu saja. Lalu perlahan bangkit dan berjalan menuju gadis indigo itu. Yah, sakura benar, dia harusnya menghibur hinata.

Melihat hal itu, membuat sakura mengembangkan senyum pahitnya. 'mungkin ini adalah ujian yang berat bagi hubungan mereka'. Batin sakura.

Shion, wanita yang sempat menyatakan perasaannya pada Naruto beberapa waktu lalu. Sepertiga malam tadi meninggal dunia karena mengidap penyakit kanker otak stadium 3.

Kematiannya yang tiba - tiba ini berhasil membuat sebuah pukulan telak pada hubungan naruto dan hinata. Pasalnya, shion menyatakan perasaannya pada Naruto karena dia senang bisa mendapat perhatian lebih. Dia berani menentang hubungan hinata dan naruto karena dia sudah tahu, kalau dirinya tidak akan bertahan lama lagi.

Biar begitu, shion senang karena sebelum dia pergi, setidaknya masih ada orang yang memerhatikannya. Wajar saja, shion hanyalah gadis sebatang kara yang kabur dari panti asuhan. Dan mebuki lah yang menemukannya dan merawatnya. Oleh karena itulah dia sakura kenal dengan shion.

Tapi sakura benar - benar tidak menyangka kalau orang yang membuat hubungan naruto dan hinata merenggang itu adalah shion.

Pagi ini, jasad shion baru saja dimakamkan. Dan hinata masih juga belum selesai menangis saat menemukan surat yang ditinggalkan oleh shion untuk hinata. Bahkan sakura juga tidak tahu kapan shion menulis surat sebanyak itu. Yah, shion tidak hanya menulis surat untuk hinata saja. Dia juga membuatkan surat untuknya, mebuki, naruto, dan perawat yang selalu mengawasi dan menjaganya.

Shion itu termasuk salah satu pasien bandel di rumah sakit ini. Oleh karena itulah mebuki menyiapkan perawat khusus yang ia pinta untuk menjaga shion yang kadang sering kabur keluar dari ruangannya. Pertemuannya dengan Naruto di taman rumah sakit juga terjadi karena dia kabur dari ruangannya saat disuruh makan obat.

Tapi ketahuilah, orang seperti shion itulah yang paling banyak meninggalkan kenangan dan sering membuat rindu dengan tingkahnya. Karena itulah yang dirasakan oleh perawat yang selalu menjaganya. Mungkin perawat itu senang karena tidak akan terlalu terbebani. Tapi, saat apa yang sudah biasa ia lakukan tidak ia lakukan lagi. Ia malah merasa seperti ada yang kurang dari hidupnya.

"Ayo pulang! "

Lamunan sakura buyar saat sebuah tangan tiba - tiba memegang tangannya. Sakura tersenyum mengetahui siapa yang memegang tangannya. Entah sejak kapan dia merasa sangat senang memiliki sasuke disisinya. sakura sangat ingat bagaimana pertemuannya dengan sasuke dikantin. Yah, walaupun nyatanya mereka ternyata pernah bertemu jauh sebelum pertemuan di kantin itu.

Akuma [sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang