Chapter 4

5.5K 316 6
                                    

Naruto menatap bosan taman rumah sakit. Dia benar - benar seperti setrikaan yang tak henti - hentinya berputar arah.

Setelah kejadian tadi, naruto terus menunggui sakura. Dia tak berani masuk kedalam dan hanya menungguinya di luar. Dan kini, bocah kuning ini benar - benar kesepian atau lebih tepatnya ia sangat bosan.

Menjaga sakura pun, sakura tak bisa untuk sekedar diajak bicara karna dia masih belum sadar dari pingsannya. Jadi,naruto hanya mati kebosanan ditambah dengan perut yang terus bergejolak minta diisi.

Beruntungnya ino sekarang sedang membeli makanan untuk mereka mengingat mereka belum makan siang tadi. Sedangkan sasuke? Entahlah orang itu selalu menghilang tanpa jejak.

Naruto terdiam sejenak saat sebuah pertanyaan yang janggal tiba di otak nya yang lemot itu.

"kenapa si Teme perduli dengan si pingky yah?" tanya naruto pada dirinya sendiri sambil memiringkan kepalanya bingung, sekaligus karna baru menyadari hal itu.

"kau ini seperti orang idiot saja".

Mendengar ucapan itu, naruto sudah bersiap untuk meledak - ledak. Memangnya siapa sih yang berani mengatai naruto seperti itu, bahkan kekasihnya sendiri-hinata- saja tak berani bilang seperti itu.

"apa kau bilang? " darah naruto benar - benar sudah mendidih.

" kubilang kau idiot " sahut wanita yang menjadi lawan bicara naruto sambil menekankan kata idiot seolah meledek padanya.

Emosi narutopun tersulut bersamaan dengan kepedeannya yang sudah berada di tingkat dewa.

" kau tak tau siapa aku hah?? Aku ini orang yang paling disegani di seisi konoha high school. " naruto bangkit sambil membusungkan dadanya.

" jadi kau jangan berkata sembarangan pada orang sepertiku yah! " titah naruto demgan percaya diri.

Wanita itu mendelek dan menatap naruto bosan, lalu duduk di kursi taman yang barusan naruto duduki.

" siapa! " kata wanita itu tanpa memandang kearah naruto.

" akulah, mem-"

"yang nanya! " sela wanita itu cuek. Tapi malah membuat sehun semakin jengkel karenanya. Akhirnya naruto kembali duduk di tempat yang tadi ia duduki.

Beberapa detik mereka saling diam dan hanya terdengar suara hembusan angin yang menyibakkan rambut wanita dengan bola mata yang mirip seperti kecubung yang sangat bening. Naruto pun terkadang mencuri - curi pandang pada wanita duduk disebelah nya itu.

"untuk apa kau kesini? " naruto yang tak suka dengan keadaan yang seperti ini pun memulai kembali pembicaraan mereka.

Wanita itu melirik kearah naruto, lalu menyenderkan tubuhnya kekursi kemudian menutup matanya seolah sedang menikmati angin yang sedang berhembus.

" hei aku bicara padamu!! " naruto benar - benar di uji kesabarannya bersama wanita ini.

'sabar naruto, dia ini hanya seorang wanita yang bisa kau taklukan dengan mudah'. Naruto terus meyakinkan difinya sendiri dengan kata - kata itu.

Karna masih belum mendapat respon, naruto kembali mengganggu wanita itu lagi. "hei kau ini tak punya telinga yah? Dasar tuli!!"

Namun lagi lagi wanita itu masih tidak bergeming dan seolah larut dalam dunianya sendiri.

"Hei!! Ak-"

"bisa tidak mulutmu itu diam!!berisik sekali sih. " wanita itu berbicara dengan nada menyentak dan penuh penekanan hingga membuat naruto bungkam seketika.

Akuma [sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang