Chapter 19

2.4K 184 37
                                        

Sakura pov

"Hime. "

Aku menoleh kearah sasuke yang kini duduk tepat dihadapanku. Dia masih menggunakan seragam sekolahnya. Sebenarnya aku sedikit geli mendengar sasuke memanggilku seperti itu. Bayangkan saja, sasuke yang dingin tiba - tiba menjadi sedikit manis.

Sasuke melipat tangannya keatas meja dan menumpukan dagunya pada tangannya itu. Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak tertarik melihatnya. Tapi, rasanya sulit untuk tidak memerhatikan senyuman yang tercetak diwajah tampannya itu.

"pipimu memerah, hime. "

Oh, shit!

Aku membuang muka. Berusaha menyembunyikan pipiku yang merona dibuatnya ini. Ck, kalau begitu, lebih baik dia terus bersikap dingin seperti biasa dari pada manis seperti ini terus. Hanya membuatku mati konyol saja.

" dimana obaasan dan ojiisan? " tanyanya masih belum mengalihkan tatapannya dariku.

Ouh ayolah sasuke!! Kau bahkan tidak tahu aku sedang mati - matian menahan degup jantungku yang tak stabil. Berhentilah menatapku dengan tatapan itu!

"M-mer-mereka masih di rumah sakit." sial aku gugup lagi!

Aku mencuri pandang pada sasuke. Berharap dia sudah tidak memerhatikanku lagi. Sialnya, aku malah mendapati dia yang menarik senyumnya lebar. Ah, tampan sekali. Tapi, cepat - cepat aku kembali membuang mukaku yang pasti sudah seperti muka hinata saat di buat malu-malu oleh naruto.

Ah penampakan yang aku sia-siakan!

Padahal langka bagiku untuk melihat senyuman menawan sasuke. Tapi, aku juga malu menampilkan wajahku yang sudah memerah ini. Shannaro!

'kreet'

Aku mengangkat kepalaku dan menoleh pada sasuke. Dia mau kemana? Kenapa bangkit dari duduknya? Beberapa pertanyaan melayang - layang diatas kepalaku ini.

Tangannya bergerak memegang dasinya dan melonggarkan sedikit simpulnya, dan gilanya itu membuat sasuke terlihat semakin cool. Apalagi disusul dengan membuka dua kancing seragam teratasnya. Membuatku membeku ditempat.

Pipiku memanas dan mungkin semut yang lewatpun akan terbakar saat melewati pipiku ini. Dan sayangnya dia mengangkat sudut bibirnya hingga terbentuk sebuah senyuman yang membuatku mati ditempat. Kali ini, aku tak bisa membuang wajahku lagi.

Rasanya saat melihat senyuman itu, otakku seolah berkata 'nikmat mana lagikah yang aku dustakan', apalagi saat sasuke berjalan mendekat kearahku. Jantungku benar - benar seperti meloncat - loncat ingin keluar.

"Berarti, kita hanya berdua di rumahmu. "

Eh!

NANI!?

HANYA BERDUA!?

SHANNARO, BAGAIMANA INI!?

DEG

Aku merasa lututku melemas saat melihat dia kini sudah tepat berada didepanku. Wajahku sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Kesehatan jantungku benar - benar drop.

Sasuke mendekatkan wajahnya saat dia sudah berada di depanku. Kuharap dia tidak mendengar suara jantungku yang hampir meledak. Semoga.

Kini wajah kami hanya terpaut sekitar 10 cm sehingga setiap hembusan nafasnya begitu menggelitikiku. Ahh.. Aku ingin sekali lenyap di muka bumi saja kalau begini.

"bukankah lebih baik kalau kita sedikit bermain - main. " sasuke memiringkan senyumannya dan tangannya melepas dasi yang sudah dilonggarkannya. Fikiranku pun juga sudah melayang kemana - mana. Memikirkan apa yang akan terjadi setelah sasuke dengan perlahan menghapus jarak diantara kami.

Akuma [sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang