Chapter 14

2.4K 198 16
                                        

Cahaya matahari terlihat menembus sela sela kaca di ruangan ini. Hanya ada mereka berdua disini, Naruto dan Sasuke.

Tatapan Naruto terlihat begitu berbeda. Saat ini tatapannya terlihat begitu menusuk. Semenjak insiden kemarin, tatapan naruto masih sama menusuknya.

Sebenarnya saat mendengar hal mengenai sakura, sara langsung pergi berlari meninggalkan rumah sakit. Dan sasuke mengejarnya hingga akhirnya dia bisa mengantarkan sara hingga kerumahnya dalam keadaan baik-baik saja. Yah, walaupun selama perjalanan sara terus menunduk diam menahan tangisnya.

"Kenapa kau memberitahukanya pada Sara? " sasuke membuka membuka percakapan diantara mereka. Lagi pula, alasan mereka berdua ada di sini pun juga karena ajakan sasuke.

" Kenapa? Kau terganggu? " Naruto tersenyum sinis. Dia terlihat begitu menangtang sasuke.

" Apa maksudmu hah? " Rahang sasuke mulai mengeras." Kau hanya membuat perasaannya terluka, Dobe. "

Kali ini ingin rasanya Naruto tertawa terbahak - bahak. Namun dia hanya tersenyum sinis." Kau memikirkan perasaannya? Seorang Akuma sepertimu. " Naruto terkekeh pelan. Dan seketika matanya kembali memicing tajam.

" LALU BAGAIMANA DENGAN PERASAAN SAKURA BODOH? " Rahang Naruto mengeras.

" kau harus ingat sasuke!" Naruto benar - benar diselimuti amarah. Terlihat dari cara bicaranya yang memanggil sasuke dengan namanya.

"Bagaimana pertama kali kau bertemu sakura, mengambil ciuman pertamanya. Dan bahkan saat itu kau hanya menyukai sakura karena dia mirip dengan sara. "

Naruto tersenyum miris. Dia tahu semuanya karena dia menyaksikan sendiri bagaimana hal itu terjadi. Naruto bungkam karena ia berfikir mungkin sahabat Akumanya ini bisa melupakan sara bila ada sakura. Tapi, kini ia menyesalinya.

" DAN SEKARANG KAU TANYA PADAKU BAGAIMANA PERASAAN SARA? HARUSNYA AKU YANG BERTANYA PADAMU, BAGAIMANA PERASAAN SAKURA SAAT MENGETAHUI BAHWA KAU HANYA MENJADIKANNYA SEBAGAI PELAMPIASAN!? "

Sasuke merasa tertohok mendengar ucapan Naruto. Apakah dirinya memang sebejad itu? Memperlakukan sakura hanya sebagai pelampiasan nya terhadap sara.

Naruto berjalan mendekat kearah sasuke dan berhenti saat jarak mereka hanya tersisa 1 meter. " sekarang kau lihat! Gadis yang berstatus sebagai kekasihmu itu tengah berjuang untuk hidup. Dan kau mengacaukan perjuangannya dengan menyakiti perasaannya."

Kini mata sapphire Naruto menatap lekat Onyx kelam milik sasuke. "sekarang, aku akan tanya padamu, sasuke. Siapa yang akan kau pilih, Sara atau Sakura?"

Sasuke terhenyak mendengar pertanyaan Naruto.  Apakah ia mampu memilih salah satu diantara mereka? Rasanya itu terlalu berat.

Naruto kembali melangkah mendekat kearah Sasuke. Tangannya terangkat memegang bahu Sasuke. Naruto menepuk - nepuk bahu sasuke pelan. " Pikirkanlah! Kau tak bisa terus - menerus menyakiti perasaan keduanya, Teme. Hidup itu pilihan."

Naruto melangkah pergi menuju pintu yang ada dibelakang sasuke usai mengucapkan itu. Dan kini rasanya untuk pertama kalinya otak jeniusnya sulit untuk bekerja.

"Argghhhh... "

'Bruk'

Sasuke menendang tumpukan kardus yang ada disampingnya. Dia benar - benar bingung.

***

Ternyata, percakapannya dengan Naruto tadi sangat berdampak besar bagi mood sasuke. Kini dia terlihat sangat kesal dan penuh denga emosi terpendam.

Akuma [sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang