#3. Meet Again?

17.4K 1.1K 3
                                    

"Lagi, tak ada kesadaran di antara kita. Padahal Tuhan sudah menunjukkannya secara jelas,"

~Carnation~

***

F

ajar telah tiba, namun seorang gadis cantik masih tertidur pulas di balik selimutnya dari setelah subuh tadi. Dia adalah Amoza.

Cklek...

Ken membuka pintu kamar adik kesayangannya itu dengan menggelengkan kepala. Ken menghampiri Moza dan duduk di tepi ranjang. Ken mengusap lembut rambut Moza yang tidak berbalut jilbab.

"Dek, bangun. Kamu harus sekolah! Ini hari pertama kamu sekolah, nanti telat loh..." ucap Ken yang membuat tidur Moza terusik.

Moza meregangkan otot-ototnya. "Eunghh...iya bang, Moza udah bangun kok," ucapnya dengan suara serak.

"Ya udah, kamu siap-siap! Pakaiannya udah ditaruh maid di lemari,"

"Iya, makasih Abang,"

"Sama-sama. Kita tunggu di meja makan," ucap Ken yang diangguki oleh Moza. Setelah Ken keluar, Moza berjalan gontai ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, Moza keluar dari kamar mandi dengan pakaian sekolahnya dan tak lupa dengan khimar putih yang menghiasi kepalanya. Moza memakai bedak tabur lalu duduk di tepi ranjang, mengambil sebuah kotak yang berbentuk seperti kotak rokok, berwarna cokelat. Moza mengambil memori dari kotak itu lalu memasukkannya ke hp.

Kemudian tangannya bergerak mengambil earphone dari laci nakasnya, menancapkannya pada ponsel lalu memasang earphone itu ditelinganya dari balik khimar dan memutar kajian kesukaannya.

Setelahnya Moza mengambil tas, memakai sepatu lalu turun menuju ruang makan.

"Assalamu'akaikum. Pagi Mama, pagi Abang," sapa Moza saat sampai meja makan dan mencium kedua sosok yang dicintainya itu.

"Wa'alaikumussalam. Selamat pagi juga Princess,"

Mereka bertiga pun makan dengan tenang.

"Bang, Moza berangkat sendiri aja, ya?" ucap Moza di sela-sela makannya.

"Emang tau jalan?" tanya Ken.

"Iya, ya? Eh, Moza diantar bodyguard aja,"

"Ya udah. Tapi hati-hati!"

"Pasti, Ma. Moza udah siap. Moza berangkat, assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

***

Moza sudah sampai di sekolah barunya. Moza menatap kagum ke sekolah barunya itu. Gedung tinggi, besar nan mewah. Sekolah dengan cat khas berwarna merah dan kuning menambah kesan mewah juga elegan pada sekolah internasional itu.

"Nona, saya harus menunggu atau duluan?" tanya sang bodyguard menyadarkan reaksi kagum Moza.

"Duluan aja! Moza udah hapal jalannya. Terima kasih,"

"Sama-sama. Assalamu'alaikum, Nona,"

"Wa'alaikumussalam,"

Moza melepaskan earphone-nya dan menyimpannya ke dalam tas. Moza berjalan masuk ke sekolah barunya.

"Bismillah," gumam Moza sambil memantapkan langkahnya.

Banyak yang menatap kagum ke arah Moza. Tapi tak dihiraukan oleh Moza. Menjadi pusat perhatian sudah biasa baginya. Bahkan biasanya lebih dari ini.

"Berhijab tapi kecantikannya gak berkurang, justru tambah cantik."

"Nikmat mana lagi yang kau dustakan?!"

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang