#6. Basket Bareng

15.8K 1K 13
                                    

"Entah mengapa, di dekatmu aku merasa aman dan hangat."

~Carnation~

***

Bel berbunyi nyaring ke seluruh sekolah, para murid berdesakan keluar dari kelas.

Bukan untuk pulang, tapi untuk melaksanakan sholat zuhur berjamaah bagi yang beragama islam dan juga untuk istirahat. Sudah seperti itu peraturan yang ditetapkan oleh SINS High School. Setelah selesai shilat zuhur, baru lah mereka dibolehkan pulang, itu pun jika tidak ada pelajaran lanjutan.

Semua sibuk berhamburan menuju kantin atau pun musholla sekolah. Namun berbeda dengan Moza dan yang lainnya. Mereka sedang berusaha membangunkan Rafa yang tampak tertidur pulas.

"Rafa?!" Entah sudah panggilan keberapa yang mereka lontarkan untuk pria tampan itu.

"Tidur apa latihan mati, sih?!" Ersa berdecak kesal sambil memukul kuat bahu sepupunya itu.

"Kecapean banget kayaknya," ungkap Moza.

"Pasti gak tidur tadi malam ini, mah," kesal Radit menggoyang-goyangkan tubuh Rafa yang tak nampak terusik itu.

"Ngapain gak tidur? Ngepet?" Heran Jihan.

"Orang sibuk yang begini,"

"Rafa, bangun! Sebentar lagi zuhur," sekarang gantian Moza yang membangunkan. Tangan mungilnya tergerak menepuk pelan pundak Rafa.

"Eng," dan hebatnya Rafa menggeliat dengan panggilan dan tepukan lembut itu. Semua cengo seketika, meski Rafa hanya memindahkan posisi kepalanya ke arah kiri.

"Lah, ni anak nyebelin banget! Dibangunin kasar gak bangun, giliran dibangunin lembut aja!" Kekeh Silvia.

"Rafa gak sholat? Sebentar lagi zuhur, bangun dulu," Moza kembali membangunkan.

"Five minute, Mom," Rafa menjawab dengan gumaman. Mereka semua tertawa saat Rafa mengatakan 'mom', sedangkan Moza mendengus kesal.

"Ini Moza tauk! Bukan mom Rafa," ujar Moza kesal lalu menggoyangkan tubuh Rafa brutal.

"Bangun Rafa!!" Moza berujar lantang hingga akhirnya berhasil membuat Rafa terbangun.

Rafa membuka matanya perlahan, menguceknya pelan. Mengusap wajahnya sambil menegakkan tubuh di sandaran kursi. Tubuhnya benar-benar terasa lelah dan ia masih sangat mengantuk.

"Susah banget dibangunin! Makanya malam itu tidur! Bukannya kayak kalong!" Semprot Radit membuat Rafa berdecak kesal. Baru juga bangun tidur, udah disemprot. Siapa yang gak kesel?!

"Udah! Baru bangun udah dimarahin aja, kesel tauk!" Moza membela. Ia pernah berada di posisi itu dan rasanya sangat menjengkelkan.

"Buruan ayo, ke masjid! Udah azan, tuh," Jihan bangkit dari posisi duduknya, di ikuti yang lainnya. Termasuk Rafa yang masih berusaha mencari nyawanya yang sempat melayang-layang.

Mereka berenam pun berjalan beriringan menuju masjid, hingga akhirnya memisahkan diri saat akan mengambil wudhu.

Tepat saat mereka sudah memasuki masjid, kalimat iqomah langsung dikumandangkan. Tampak Rafa yang mengambil posisi imam. Memang Rafa yang selalu bertugas sebagai imam sholat jika ia tidak berhalangan. Sekedar informasi, Rafa itu sering tidak sekolah. Kadang bolos, balapan atau ada jadwal flight.

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang