"Nyatanya maaf hanya demi kamu agar tidak merasa bersalah,"
Carnation
***
Ini sudah lewat seminggu dari tragedi Rafa tercakar singa liar. Kondisinya lebih baik dan sudah beraktifitas seperti biasanya.
Singa liar itu pun sudah dibawa ke penangkaran untuk dirawat. Mungkin Moza akan mencoba untuk menjinakkannya nanti, karena sepertinya Leo tampak senang dengan singa betina brutal itu.
Minggu ini pun juga menjadi hari bahagia bagi pasangan Radit Silvi dan Ersa Jihan. Entah apa yang mereka pikirkan sehingga memutuskan memilih hari pernikahan yang sama.
Dua pasangan itu tampak bahagia di atas pelaminan malam ini setelah mengadakan ijab kabul tadi pagi.
Tentang bagaimana perasaan Rafa dan Moza saat ini, entahlah. Hanya mereka yang tahu seberapa besar rasa kecewanya. Merasa tidak dianggap? Tentu saja.
Sosok yang sudah dianggap sebagai keluarga, ternyata menyiapkan hal besar di belakang tanpa memberi tahu dan mengajak untuk berpartisipasi.
Namun, terlepas dari rasa kekecewaan mereka, Rafa dan Moza tetap menampakkan wajahnya di acara itu. Mereka tahu bagaimana rasanya kecewa, dan mereka tidak mau balik mengecewakan. Meskipun saat ini mereka sibuk menerka, "pentingkah kehadiran mereka saat ini?".
"Kawiinn, kapan aku kawin? Kawin, kapan aku kawiinn?" Rafa menoleh pada Moza yang baru saja menghampirinya sambil bersenandung lagu 'kapan kawin'. Di tangan gadis itu terdapat dua cup es krim.
"Mau kawin lo?" Kekeh Rafa sambil menerima satu cup es krim dari Moza.
Moza ikut terkekeh dan mengarahkan pandangannya ke pelaminan, "Mereka udah berani mengambil keputusan besar yang bakal merubah kehidupan mereka," ujarnya serius kemudian.
"Bukan urusan kita," Rafa berujar dingin. Mengingat kelakuan tangan kanan dan sepupunya itu sungguh ingin membuat Rafa memberikan mereka bogeman mentah.
Moza mengedikkan bahunya acuh, tidak mau ambil pusing. "Terus, kalau Rafa kapan? Ketinggalan tuh,"
"Pernikahan bukan ajang perlombaan. I'm single and i'm happy,"
Ada kebohongan sebenarnya dari kalimat Rafa. Dia tak bahagia, karena tak ada sosok Oja di sisinya. Dengan pelan, Rafa menghela napasnya.
"Mungkin, kalau kita udah bertemu, Afa juga bakal nikahin Oja," batin Rafa berandai-andai.
"Princess, ayo kita pulang!" Instruksi itu membuat keduanya menoleh dan mendapati sosok Sandi, paman Moza.
Pria yang cocok dipanggil 'Sugar Daddy' itu sungguh tampan dibalut dengan kemeja batik dan celana bahan warna abu. Jangan lupakan sepatu mahal dan jam tangan bermerk yang melingkari pergelangan kanannya.
Pria bergelar paman Moza itu adalah adik dari almarhum papa Moza, Fernand. Namanya adalah Sandi Akbar. Usianya sudah hampir habis ditelan kepala tiga dan menuju usia kepala empat. Namun sayang, ia masih memilih melajang.
Jika diminta menikah, ia hanya akan menjawab dengan tegas, "Aku hanya ingin melihat putra putri Kakakku tumbuh dan memastikan Kea baik-baik saja," Kea adalah panggilan untuk Moza yang ia berikan.
"Kita pulang sekarang, Paman?"
"Kamu tidak lelah? Kita sudah satu jam lebih di sini, Princess. Pama tidak mau kamu kelelahan," Sandi tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.
Moza akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah. Kondisinya saat ini hanya sang Paman yang tahu. Dan perkataan pamannya benar, ia sudah mulai lelah meskipun baru satu jam di acara resepsi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Teen FictionJudul Awal : Cinta Afa & Oja KARYA 2 Carnation, itulah bunga yang pantas untuk melambangkan kisah mereka. Dipertemukan dan dipisahkan dalam sekejap. Meninggalkan sebuah janji yang maknanya bukan main-main. Berpisah dan berjanji untuk kembali bertemu...