#29. Angel

13K 915 6
                                    

"Dari beberapa pertanyaan yang saya ajukan, juga perilaku yang ditunjukkan, Nona Amoza mengalami periode di mana identitas yang berbeda mungkin lebih dominan," informasi yang disampaikan oleh dokter perempuan tentang keadaan Moza bagai sambaran petir di siang bolong untuk mereka.

"Keadaan Nona Amoza ini disebut dengan
Dissociative Identity Disorder (DID) atau kepribadian ganda. DID adalah gangguan mental yang kompleks di mana pasien mengalami dua atau lebih identitas atau keadaan kepribadian yang berbeda secara berulang-ulang. Setiap identitas mungkin memiliki pola pikir, perasaan, dan perilaku yang berbeda-beda. Perubahan antara identitas-identitas ini seringkali disertai dengan kesenjangan dalam ingatan yang terlalu besar untuk dijelaskan sebagai lupa biasa," lagi, dokter psikiater itu kembali melanjutkan penjelasannya.

"DID terjadi bisa disebabkan oleh trauma, seperti pelecehan seksual, kekerasan dan lain-lainnya. Untuk menangani ini, Nona Amoza bisa melakukan beberapa proses rawat jalan jika Nona Amoza dan pihak keluarga menyetujui. Di mana yang kita tahu, bahwa DID ini bisa mengganggu kehidupan sosial Nona Amoza, seperti kehilangan memori, tindakannya yang mungkin saja tidak terkendali dan kebiasaan-kebiasaan lain yang berlawanan."

"Adik saya memang divonis mengalami DID, Dok. Kepribadian gandanya pertama kali muncul saat sepuluh tahun lalu, setelah Papa kami meninggal. Ini adalah yang kedua kalinya ia muncul lagi," Kenzo memberikan keterangan dengan wajah lesu dan terlihat putus asa.

Abang mana yang tega melihat adiknya harus tersiksa??

Dokter ber-name tag Arini itu mengangguk pertanda paham, "Pasti pukulan yang diterimanya sangat berat saat itu, sehingga mengakibatkan ia depresi kemudian mengalami DID. Kalau boleh saya tahu, apakah ada yang menyebabkan ia depresi selain karena kematian Papa Anda?"

Kenzo menggeleng, ingatannya kembali ditarik paksa saat di mana rekaman papa-nya, Fernand, harus meregang nyawa karena menyelamatkan sahabat-sahabatnya yang teledor.

"Papa meninggal karena kecelakaan, Dok. Saat itu adik saya masih berusia tujuh tahun. Papa meninggal karena berkorban untuk sahabat-sahabatnya yang tidak memperhatikan keadaan jalanan,"

"Apakah adik Anda mengalami kecelakaan belakangan ini? Atau melihat peristiwa kecelakaan? Atau apapun yang menurut Anda memicu traumanya kembali?"

"Ti-"

"Ada, Dok!" Rafa menyela jawaban Kenzo dengan tegas. Ia memang menyimak sedari tadi, ia sudah terlalu jauh tenggelam di mata Moza yang kini terasa kelam, tidak bersinar seperti biasanya.

"Kapan, Raf? Kenapa Tante gak tau?" Ana menatap Rafa putus asa, membuat rasa iba menguasai relung hati Rafa.

"Saat kita merayakan hari pertunangan Jihan dan Silvi, Tante. Saat makan bersama, mereka mengungkit masalah almarhum, Moza mendengar dari balik tembok tanpa mereka sadari. Yang ada di pikiran Moza saat itu, mereka bersama Moza karena rasa bersalah, Moza merasa dikasihani dan ia merasa bahwa yang papanya lakukan adalah kesia-siaan."

"Memang seperti itulah kenyataannya, Kak. Manusia-manusia tidak tahu diri itu ingin sekali aku menghabisinya!" Sandi bersungut kesal.

"Kita harus fokus dulu mengobati Moza, biarkan saja mereka!"

Sesungguhnya, Ana juga sama seperti Sandi, ia begitu marah dan kesal dengan sikap keluarga sahabat-sahabat suaminya. Perilaku mereka sudah sejak lama Ana sadari.

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang