#25. Tragedy In Camping

13.3K 838 19
                                    

"Fa, lo marah sama kita? Kenapa?"

Mendengus adalah hal yang Rafa lakukan saat Radit juga Ersa menghampirinya dan bertanya demikian. Pagi ini tak henti Rafa mengumpati kedua manusia itu.

"Kenapa gue harus marah? Gue gak punya urusan sama lo berdua," sarkas Rafa kemudian pergi begitu saja. Lama-lama ia gendeng sendiri.

Setelah sarapan, semua murid diminta untuk berbaris. Pihak OSIS akan memberikan instruksi lanjutan tentang kegiatan mereka pagi ini.

"Setelah kumpul, gue kasih free buat kalian sampai jam sepuluh. Setelah jam sepuluh kita bersihin area camping dan siap-siap pulang," instruksi Rafa yang disoraki dengan senang oleh mereka.

"Fa, berenang boleh kagak?"

"Sure," sorakan gembira semakin nyaring terdengar. Para murid pun bubar dan berpencar dengan rata-rata menuju sungai, pasti hendak berenang atau sekedar berfoto ria.

Di saat semua berpencar dengan senyum mengembang, berbeda dengan Rafa. Ia lebih memilih menuju tendanya. Tentu saja untuk tidur.

"Abang!! Fishya mau berenang juga!!" Seruan Fishya mampu menghantikan langkah Rafa.

"Bang Raka? Ical?"

"Tidur lagi," Fishya menjawab dengan lesu.

Rafa menghela napas pelan, kedua adik cowoknya itu memang tidak pengertian. Sebenarnya Rafa bisa saja melepaskan Fishya berenang. Tapi ia tak mau menanggung resiko. Fishya tergores sedikit saja, pasti keluarga besar akan heboh sebulan, dan Rafa akan kesal akan hal itu.

"Sama Bang Radit mau?" Radit menawarkan diri.

Fishya menggeleng dan memeluk lengan kekar Rafa. Fishya tak mau berurusan dengan orang yang saat ini Rafa hindari.

"Ayo!" Rafa tanpa banyak kata lagi langsung membawa Fishya menuju air terjun.

"Fishya! Sini!" Moza berseru memanggil Fishya. Gadis itu sedang duduk manis di pinggiran sungai.

"Leo mana?" Tanya Rafa saat tak mendapati Leo.

Moza berdiri dengan wajah panik, "Gak sama Rafa? Moza pikir Leo sama Rafa,"

"Dari sarapan tadi gak sama gue," bertambah panik lah Moza sekarang. Leo kalau dibiarin di hutan sendirian pasti akan berhari-hari baru pulang.

"Moza cari Leo dulu,"

"Gue temenin,"

"Kalau Rafa sama Moza, Fishya sama siapa?"

"Sama aku aja," Nathan menimbali, ia memang sedari tadi menyimak pembicaraan tiga manusia itu.

"Sama Nathan dulu, kalau ada apa-apa, teriak panggil Bang Raka, Ical atau Kai,"

"Okey,"

"Jagain adek gue!" pesan Rafa pada Nathan dan segera membawa Moza untuk mencari Leo.

Hampir lima belas menit mereka mencari Leo hingga akhirnya terdengar suara geraman rendah. Moza yakin itu suara Leo.

"Leo sama singa hutan?" Moza menyipitkan matanya saat singanya sedang bersama singa yang lain. Leo yang asik memutari singa hutan, sedangkan singa hutan hanya duduk manis.

Moza tanpa ragu mendekatkan langkahnya menghampiri Leo.

"Hati-hati, Za!" perasaan Rafa mulai tak enak. Singa hutan pasti liar, berbeda dengan Leo yang sudah terlatih.

Grrr!!

Suara geraman rendah itu semakin mampu Moza dengar. Baik dari Leo maupun singa hutan.

"Le, kamu ngapain? Kenapa pergi gak bi—"

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang