"Ia tersenyum palsu di antara sekumpulan manusia yang tertawa bahagia."
~Carnation~
***
Matahari telah digantikan oleh bulan. Suasana hutan yang gelap membuatnya semakin gelap jika para murid tak memasang lampu.
Sekarang, tepatnya setelah makan malam, mereka kembali duduk melingkari api unggun. Ada Dito dan Kai yang memainkan gitar.
"Eh, gue ada tebak-tebakan, nih," Kai menghentikan petikan gitarnya.
"Apaan?"
"Suara sapi apa yang indah banget?"
"Emang ada? Sapi kan cuma moo?"
"Dih, malah balik tanya,"
"Emang sapi apaan?! Gak usah ngadi-ngadi deh lo! Jangan nyalahin kodrat sapi!"
Kai tersenyum sombong, "Masa gitu aja gak tau,"
"Ya emang apaan?!"
"Mooozaaa!!!" Kai tertawa puas dan menatap Moza yang di sampingnya menggoda.
"Huu!! Modus lo! Dasar, Gembel!"
Kai terkekeh, "Masih ada, nih,"
"Jangan ngajak gelud lo!"
"Enggak, beneran nih, gue,"
"Ya udah, apa?'
"Suara makan yang paling enak apa?"
"Apa, sih?! Makan itu gak boleh bersuara,"
"Gini nih, kalau gak tau keindahan suara,"
"Alah, banyak gaya lo! Paling jawabannya aneh-aneh,"
"Emang apa jawabannya?"
"Aaammozaa," lagi, Kai menggoda Moza.
"Alaah!! Cemen lo! Beraninya godain, nembak kagak berani!"
"Serem coy, gak liat pawangnya ada di sebelah?!" Kai melirik Rafa, yang padahal Rafa sendiri tak peduli dengan kegiatan mereka. Pria itu asik bersama Leo.
"Halah!! Alesan lo! Rafa aja gak open sama lo,"
"Kalian kenapa, sih?! Kasian Kai kalian bully," Moza akhirnya membuka suara, senyum Kai mengembang seketika, merasa dibela oleh Moza.
"Dih, pake acara baper lo, Saepul!"
"Suka gue, dong! Mending gue yang dibaperin langsung, dari pada yang lagi baca cerita ini, cuma bisa halu punya ayang kayak yang si tokoh utama!"
"EAAAAKKKK!!! MAASOOK PAK EKOO!!"
Rafa menggelengkan kepalanya, bagi Rafa, tingkah mereka terlalu receh dan absurd. Tapi Rafa senang melihatnya, tentu saja, hanya orang jahat yang tak senang melihat kebahagiaan orang lain.
"Okay guys, kita next ke acara make up gokil berpasangan!" Meli memberi instruksi yang disambut suara ricuh semangat dari para murid.
"Alatnya udah OSIS siapin. Yang mau ikutan bisa daftar ke gue!" Meli langsung diserbu oleh para murid yang ingin mengikuti lomba make up.
"Ayo ikut!" ajak Rafa pada Moza.
Moza menoleh kaget pada Rafa, "Rafa gitu yang Moza make up-in?" Moza tidak yakin Rafa rela wajahnya ditempeli oleh berbagai make up.
Rafa mengangguk. Sebenarnya ia tak ingin benda-benda itu menempeli wajahnya. Tapi Rafa ingin mengalihkan perhatian gadis itu, sejak tadi hanya diam, berbicara pun hanya seperlunya. Rafa kesal sendiri melihat wajah jeruk purut Moza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Teen FictionJudul Awal : Cinta Afa & Oja KARYA 2 Carnation, itulah bunga yang pantas untuk melambangkan kisah mereka. Dipertemukan dan dipisahkan dalam sekejap. Meninggalkan sebuah janji yang maknanya bukan main-main. Berpisah dan berjanji untuk kembali bertemu...