#24. Camping III

13.2K 908 14
                                    

Suasana yang tadinya ramai sekarang sudah sepi karena para murid harus tidur untuk kegiatan besok.

Tapi, di saat semuanya tertidur, berbeda dengan Rafa, Kai, Dito dan Adam. Ke empat laki-laki itu bertugas untuk berjaga. Namanya di alam bebas, meski sejauh ini aman, tetap saja harus waspada. Terlebih saat malam hari.

Mereka tak hanya berempat, ada Leo yang selalu menempeli Rafa. Singa itu sedang anteng menikmati usapan lembut di kepalanya.

"Badan doang yang gede, tapi manja," meski menjulid, Adam berbicara dengan suara pelan, takut Leo dengar dan mengerti ucapannya.

"Ngapa lo? Iri?" Ledek Kai, pria itu asik memetik pelan senar gitarnya bersama Dito.

"Iri pengen diusapin sama Rafa gitu?! Sorry lah!"

"Halah gaya lo sok gengsi! Tinggal minta noh, sama Rafa!"

"Ogah! Mending sama Moza aja!" Mereka mengikuti arah pandang Adam. Terlihat Moza yang keluar dari tendanya dan menghampiri mereka.

Kai dan Dito menggeser tubuhnya, membiarkan Moza mengambil posisi duduk di samping Rafa.

"Kenapa, Cantik? Mau Adam temenin boboknya?" Bukan Moza yang marah godaan Adam, tapi Leo. Singa itu menggeram pelan dengan ekor yang tergerak menampar mulut Adam.

Kai dan Dito tertawa melihat wajah nelangsa Adam, "Makanya gak usah ngegembel!" Ledek Dito membuat Adam merengut.

"Kenapa?" Tanya Rafa akhirnya membuka suara. Jelas gadis itu sangat mengantuk, tapi malah keluar dari tenda.

"Iya, kenapa, Za? Muka lo udah ngantuk gitu juga," tambah Kai.

"Gak mau tidur!" Moza mengode Rafa dengan lirikan matanya yang mengarah ke tenda.

Rafa mengangguk paham, Moza pasti sedang tidak ingin berdekatan dengan Jihan dan Silvi.

"Tidur di tenda gue sana!" Suruh Rafa, ia memang membangun tenda sendiri tadi. Penyebabnya tentu hampir sama seperti Moza, tak mau berdekatan dan berdebat dengan Radit maupun Ersa.

Tampaknya Rafa dan Moza akan betah dengan rasa kekecewaannya.

"Gak papa?"

"Hm. Fishya tadi udah tidur?"

"Ud--"

"Kakak kok keluar?" Fishya tiba-tiba muncul.

"Kamu pura-pura tidur?" Moza tak menjawab dan balik bertanya. Pasalnya sebelum keluar tadi, Moza memastikan keadaan Fishya lebih dulu.

"Fishya tidur, kok. Tapi Kak Jihan sama Kak Silvi ribut. Kayak lagi debat gitu," adu Moza setelah mengambil posisi duduk di pangkuan Rafa, menyingkirkan Leo. Untung Leo tak marah dan mengalah. Memang singa terlatih.

"Tidur sama Kak Moza gih, di tenda Abang," Rafa mengusap lembut kepala Fishya, membuat kantuk semakin menyerang.

"Ngantuk," Fishya mengode untuk digendong menuju tenda Rafa.

Tak banyak penolakan, Rafa langsung menggendong adik bungsunya itu dengan perlahan. Moza mengikuti di belakang.

"Langsung tidur, jangan ngajak Kak Moza cerita," pesan Rafa sambil menurunkan Fishya.

"Em," Fishya mencium singkat pipi Rafa dan langsung masuk ke tenda. Alam mimpi sudah benar-benar memanggilnya.

"Ti--"

"Iya, Bawel!" Sebelum Rafa berceramah, Moza lebih dulu memotongnya. Yakin, Rafa pasti menyuruhnya untuk langsung tidur.

"Ada anti nyamuk, dipakai!" Pesan Rafa sebelum Moza menutup tenda.

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang