"Ada perhatian kecil yang terselip tanpa aku sadari, dan aku tidak tahu apakah itu boleh atau tidak."
~Carnation~
***
Setelah bertanya-tanya di mana letak toilet, akhirnya Moza bisa menemukan toilet setelah sepuluh menit mencari.
Memasuki toilet dan salah satu bilik. Hajatnya minta disegerakan.
Setelah selesai, kakinya melangkah menuju cermin untuk mencuci wajahnya yang terasa kusam.
"Hari pertama sekolah, not bad," Moza bergumam sambil tersenyum menatap cermin.
Dirinya berbalik, bersiap untuk kembali ke kelas karena bel masuk akan berbunyu sebentar lagi.
Baru saja hendak melangkah keluar, tapi dirinya didorong untuk kembali masuk oleh orang yang tidak dikenalnya.
"Astaghfirullah," batin Moza kaget plus kesal.
Moza menunjukkan wajah bingungnya. Di hadapannya ada tiga gadis dengan riasan yang menurut Moza terlalu berlebihan. Wajah putih tebal, bibir merah menyala, alis tebal yang disulam, tak lupa bulu mata palsu yang amat tampak menganggu sangking panjangnya itu.
"Ada apa, ya?" tanya Moza.
"Heh! Lo gak usah pura-pura gak tau! Lo itu cuma murid baru! Gaya lo aja yang berhijab, tapi suka rebut pacar orang!" ucapnya yang ber name tag Jessy.
"Pacar? Pacar siapa?" bingung Moza. Tentu ia tak paham, ia tak merasa sedang dekat dengan pacar orang.
"Rafa! Rafa itu pacar Jessy. Dan lo! Udah deket-deket sama Rafa," ucap yang ber name tag Nabila. Moza paham, Nabila ini adalah dayangnya si Jessy.
"Rafa? Pacar Jessy?! Oooh, Moza gak ambil Rafa, kok. Rafa itu cuma kasih info soal ekskul. Kita juga temen sekelas dan juga teman sebangku," Moza menjelskan dengan kalimst mengompori di akhir.
"WHAT?! BERANI BANGET LO DUDUK SAMA PACAR GUE!"
"Rafa aja gak marah, kok,"
"Ini peringatan pertama buat lo! Lo harus pindah! Jangan duduk deket pacar gue! Kalau lo deket-deket lagi sama Rafa, liat aja apa yang akan gue lakuin!"
"Moza gak janji. Toh, Rafa gak keberatan,"
PLAK!!
Jessy menampar pipi Moza hingga memerah. Moza berusaha menahan amarahnya. Perempuan di hadapannya ini memang cari ribut.
"Lo gak usah cari gara-gara ya, sama gue! Gaya lo aja yang berhijab, tapi kelakuan lo?! Gak kurang kayak jalang!"
"Astaghfirullahal'azim. Yang sabar Moza. Moza harus ingat kata Afa. Orang hijrah itu pasti banyak tantangannya. Cukup harus istiqomah dan ikuti alurnya. Ya! Ikuti alurnya!" batin Moza dengan menutup mata berusaha menenangkan diri.
Moza mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, "Kalian gak tau apa-apa! Jangan menilai orang sebelah mata. Gue gak akan rebut Rafa! Kecuali...." ucap Moza menggantung.
"Kecuali apa HAH?!" bentak yang ber name tag Maura. Jangan lupakan dayangnya Jessy yang satu lagi ini.
"Kecuali kalau Rafanya kepincut sama Moza!" Ujar Moza kemudian mendorong Jessy cs dan berlari keluar sebelum mendapat amukan dari sekumpulan nenek lampir itu.
"SIALAN! LIAT AJA PEMBALASAN GUE!"
Moza tertawa mendengar teriakan Jessy. Padahal dirinya sudah berlari lumayan jauh, tapi suara teriakan nenek lampir itu terdengar sangat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation
Teen FictionJudul Awal : Cinta Afa & Oja KARYA 2 Carnation, itulah bunga yang pantas untuk melambangkan kisah mereka. Dipertemukan dan dipisahkan dalam sekejap. Meninggalkan sebuah janji yang maknanya bukan main-main. Berpisah dan berjanji untuk kembali bertemu...