#15. Rafa Pelindung Moza

14.1K 930 2
                                    

"Tubuh ini bergerak begitu saja tanpa persetujuan hatiku untuk melindungimu."

~Carnation~

***

Setelah mengantarkan Nathan ke kelas yang sama seperti kelas adik kembarnya, Rafa langsung menuju kelasnya sendiri. Kelas XII yang lokasinya paling di lantai atas.

Jangan lupakan Nathan yang selalu mengekori Rafa. Untung saja Rafa tak keberatan diekori begitu.

"Ke lapangan!" Rafa menatap teman-teman kelasnya yang masih mendekam di kelas.

Melihat Rafa yang menatap mereka tajam, mereka dengan terburu-buru mengambil atributnya dan bergegas keluar.

"Jangan ada yang bolos! Gue patroli," peringat Rafa tajam, ia yakin pasti akan ada di antara teman-temannya yang berniat meninggalkan upacara.

"Ngapain masih di sini?" Sekarang Rafa beralih pada sahabat dan adiknya. Tasnya sudah terletak apik di samping bangku Moza.

"Kak Moza gak bisa ikut upacara. Gak bisa kena panas," Fishya menjelaskan.

Rafa mengangguk paham, "Ke lapangan sana!"

"Terus Moza gimana?"

"Ikut. Ayo!" Rafa langsung keluar kelas diikuti yang lainnya.

Moza mencibir. Kalau Rafa beneran membiarkan ia kepanasan, sungguh tak punya hati teman sebangkunya yang menjabat sebagai KETOS itu.

Saat semua berbelok ke lapangan, Rafa tetap berjalan lurus. Sesuai perkataannya, ia akan patroli, mencari para trouble maker pentolan sekolah.

"Rafa! Terus Moza gimana? Panas-panasan gitu?" Moza memekik kesal.

Rafa berbalik, "Tunggu gue di situ! Yang lain langsung ke lapangan!" Titahnya dan kembali berpatroli.

***
Moza berjongkok sambil memeluk lututnya sendiri. Pandangannya tak lepas dari lapangan yang sudah mulai dipenuhi para murid.

Tapi, hanya satu titik yang menarik perhatiannya, yaitu Rafa. Terlihat pria itu datang sambil membawa banyak murid nakal dengan seragam yang urakan.

Moza terkekeh melihat para pentolan sekolah itu. Mereka tampak ketakutan dan tertekan karena Rafa. Padahal Rafa hanya menatap mereka tajam, tidak melakukan tindakan kekerasan.

Setelah mengatur barisan para berandal sekolah, Rafa beralih menghampiri Moza.

Moza mendongak, menatap heran pada Rafa yang saat ini berdiri tinggi di hadapannya.

Tanpa izin, Rafa mengambil topi yang Moza gunakan dan memakainya di kepalanya sendiri.

"Kok diambil? Terus Moza gimana?" Tanya Moza sewot. Sekarang dirinya sudah berdiri.

"Gue gak bawa topi, pinjem," Rafa menjawab dengan entengnya.

"TERUS MOZA GIMANA RAFA?!" Moza kembali memekik kesal. Sekarang wajah gadis itu sudah memerah, mereka pun menjadi pusat perhatian.

"Ayo! Lo baris sama mereka," Rafa menunjuk barisan para trouble maker dengan dagunya dan berjalan duluan.

"Masa Moza baris sama mereka?! Ceritanya Moza dihukum karena gak pakai atribut lengkap gitu?! Topi Moza kan sama Rafa!" Protes Moza.

"Di sana teduh, Za. Lo gak kepanasan,"

Moza terdiam, memikirkan perkataan Rafa dan melihat barisan itu. Ternyata benar yang Rafa ucapkan.

"Kok yang nakal malah baris di tempat teduh?"

"Siap upacara bakal dijemur dua jam,"

"Berarti sama aja dong nanti Moza dijemur?!"

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang