Dia benar-benar melebur bersama ruang dan waktu, membuat dirimu bisa merasa hadir walau tanpa temu.
Sehingga sosoknya pun punya andil besar sebagai penguat hatimu dikala sepi selalu menyelimuti.
ALBARISUS
Ada debaran kencang ketika Rafa baru saja menginjakkan kaki di tempat ini. Sepulang dari sekolah, karena lagi-lagi Farrel masih ada bimbingan yang rutin diikuti menjadikan Rafa berinisiatif untuk pergi ke tempat ini sendiri. Senyum ia mekarkan ketika melihat seorang wanita paruh baya mengerutkan kening saat melihat hadirnya sesaat setelah membukakan pintu.
"Assalamualaikum Bunda Elina," sapa Rafa dengan senyum yang tak pernah dilupakan oleh wanita di depannya.
Elina, dirinya sontak tersenyum saat Rafa mengambil tangannya untuk diciumi. Segera saja dirinya langsung menarik remaja yang telah menghilang selama dua tahun ini ke dalam pelukannya, tanpa alasan yang tidak ia diketahui.
Terakhir Elina mendengar kabar duka bahwa Ardian meninggal dari Farrel yang memang rajin ke tempat ini, tetapi tak pernah bercerita tentang alasan mengapa Rafa pindah ke Bandung. Dan Elina cukup sadar diri untuk tidak menanyakannya secara lanjut apalagi setelah Farrel tak lagi mengunjunginya setelah masuk SMA.
Bukan hanya Elina, tetapi anak-anak yang berada di rumah singgah turut dan sangat berduka dengan perginya Ardian. Semua anak-anak yang berada di sini menangis tiada henti ketika mereka tiba di makan Ardian saat diantar oleh Farrel.
"Rafa? Kamu Rafael kan?"
Rafa mengangguk. "Iya ini Rafa. Maaf udah lama gak ada kabar Bunda."
Elina terus mengembangkan senyumnya. "Yaudah, kamu ke taman belakang gih, anak-anak sedang main, mereka pasti seneng banget kalo ketemu sama kamu lagi."
Mendengar hal tadi, Rafa pun mengangguk dan bergegas untuk pergi ke taman belakang, sedangkan Elina kembali masuk karena katanya ingin membuat makanan untuk menyambutnya. Rumah singgah ini masih sama seperti dua tahun lalu, tak banyak perubahan yang Rafa lihat. Tubuhnya ia bawa menuju samping rumah yang akan mengantarkannya pada taman belakang.
Tak memerlukan waktu lama, Rafa akhirnya sampai di sana. Hal pertama kali yang dirinya lihat adalah anak-anak yang sedang duduk berjejer dan menghadap ke seorang gadis berambut panjang, sepertinya sedang mendengarkan dogeng dari gadis itu.
Langkah kaki Rafa bawa mendekat, dan ketika tubuhnya berhasil ditangkap oleh anak-anak tadi, mereka segera berteriak girang dan berlari menuju ke arahnya, mengabaikan kisah yang sepertinya belum selesai di ceritakan oleh gadis berambut panjang.
Para anak-anak melepas rindu dengan sosok seorang Rafa, terus bertanya ke mana remaja itu selama dua tahun ini, menjadikan gadis berambut panjang segera menolehkan kepalanya ke arah belakang demi melihat siapa orang yang berhasil mengalihkan perhatian anak-anak darinya. Remaja laki-laki, masih memakai seragam SMA lengkap, dan pastinya lebih muda darinya beberapa tahun. Tatapan gadis ini datar ke arah pria yang sedang dirinya pandangi. Tak lama, remaja itu ditarik oleh anak-anak untuk berdiri tepat di depannya.
Rafa diam-diam terpukau dengan netra bulat berwarna hitam legam milik gadis berambut panjang ini. Gadis yang membuat Rafa harus sedikit menunduk agar bisa melihat wajah miliknya. Gadis yang duduk di kursi roda.
"Ini dia Kak Shasa, dia baik banget loh Kak Raf, selalu bacain cerita buat kita."
Rafa tersenyum ketika menanggapi hal tadi, baru saja ingin menyapa, seorang pria malah datang. "Maaf Non, Tuan nyuruh pulang katanya udah mau berangkat."
![](https://img.wattpad.com/cover/204815077-288-k342456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARISUS ✔
Fiksi RemajaMendekatlah, biar kuceritakan padamu sebuah kisah tentang seorang anak yang hatinya setegar karang, senyumnya seputih salju hingga dapat memukau dirimu, serta tatapan netra indahnya yang dapat menenangkan jiwamu. Ini tentang Rafa, seorang remaja lak...