TWELVE

26 4 0
                                    

Satu minggu telah berlalu, Aksa tampak siap dengan jersey merahnya. Kakinya ia bawa berlari mengelilingi lapangan dan tidak lupa untuk meregangkan tubuhnya. Sorakan mulai terdengar kencang kala semua pemain berdiri di tengah lapangan untuk saling sapa.

SMA 17 kini menjadi lawan. Walaupun hanya sebatas pertandingan persahabatan tapi kekalahan tetap menjadi aib sekolah. Hesam kini tampak sangat gugup mengumpulkan kawannya di tepi lapangan membuat sebuah bulatan kerumunan untuk berdoa juga menyorak semangat untuk kemenangan tim nya.

"SEMANGAT...."

"HESAM SEMANGAT.."

"AYOO PASTI MENANG,"

"WOY GANTENG NYA BIASA AJA DONG..."

"Uwu..uwuu...uwuuu,"

"AKSA MY DARLING SEMANGAT..."

"Kak RAJA... semangat RATU TUNGGU DI ISTANA..."

Sip, itu teriakan histeris para wanita idaman sekolah, yang selalu membuat setiap turnamen menjadi ramai sekaligus penyemangat para pemain.

Hari ini Aksa siap menjadi penyerang di lapangan, merebut semua bola dan memasukannya ke ring, membuat tim lawan pulang dengan kekalahannya. Kaki Aksa sudah baik, dua hari lalu ia juga sempat mengikuti latihan untuk sekedar kembali membiasakan diri. Lima harimau di tengah lapangan siap menerkam semua lawannya. Aksa, Hesam, Iqbal, Raja, Diat siap membawa kemenangan. Yang lain? Mereka duduk manis di kursi cadangan mempersiapkan diri termasuk Ciyo.

Semua mulai kembali bersorak termasuk Ara yang sedari tadi tak mau diam. Kakinya terus meloncat-loncat kegirangan tangannya juga terangkat mengibarkan spanduk kecil dengan nama Aksa dan Hesam tertulis disana. Bukan hanya Ara kok yang seperti itu teman-teman yang lain juga sama namun mereka punya idola mesin-masing.

"S.E.M.A.N.G.A.T semangat...." Ara teriak

"Masukin Sam, stay cool Sa, Yo semangatin dong..." terik lagi Ara

Ciyo menoleh saat merasa terpanggil dan matanya menemukan Ara yang tak bisa diam itu kemudian ia tersenyum ikut meneriakkan semangat. Tangan Ciyo melambai menyuruh Ara untuk menghampirinya kemudian gadis itu menurut dan duduk di kursi kosong samping Ciyo.

"Semangat bener," ucap Ciyo menatap spanduk kecil yang Ara pegang

"Iya dong, sebagai temen yang baik harus saling mendukung," balas Ara sambil menyenggol bahu Ciyo

"Kok gak ada nama gue sih di situ?" tanya Ciyo menunjuk spanduknya

"Soalnya gue ngefans nya sama mereka berdua," balas Ara enteng

"Idih, kenapa lo ngefans sama mereka?"

"Keren,"

"Emang gue gak keren apa?"

"Enggak,"

"Wah jahat bener," Ara tertawa saja mendengar Ciyo yang kesal

"Keren mana Aksa atau Hesam?" tanya Ciyo

"Aksa lah,"

"Hesam ketua tim basket loh,"

"Iya tau, tapi tetep Aksa"

"Kenapa?"

"Kepo banget deh ah,"

"Gue curiga nih,"

"Apa? jangan banyak curiga gak baik,"

Ciyo terkekeh, matanya kembali melihat teman-temannya yang berlarian kesana kemari mengoper bola dengan lihat. Ia menatap skor sementara pada layar digital itu sudah 2:0 Ciyo melewatkan momen gara-gara Ara, siapa yang berhasil memasukkan bolanya?

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang