THEERTEN

26 5 0
                                    

Ketika semua sibuk merapihkan penampilan masing-masing, menyiapkan alat, tempat juga mental Aksa hanya terduduk diam dengan handphone nya di depan pintu sambil menunggu semua selesai beres-beres.

"Eh bocah bantuin, malah jaga pintu," gerutu Hesam melihat Aksa duduk santai

"Males,"

"Mau enaknya aja lo,"

Hesam tak ingin meneruskan debatnya karena pasti Aksa akan terus menolak dengan segala alasannya. Guru seni meminjam satu jam pelajaran dan menambahkannya dengan jam ajarnya sehingga menjadi 3jam.

Polesan makeup tipis dengan balutan dress tiga jari di bawah lutut berwarna hitam dengan renda di pinggangnya dan bando menghiasi rambut yang tergerai membuat Ara terlihat lebih cantik dari biasanya. Teman satu kelompoknya Hesam dan Aji tampil serasi dengan kemeja hitam dan celana jens.

"Ra siap?" tanya Hesam saat semua sudah rapih dan bu Desi sudah duduk di kursi yang disiapkan

"Siap gak siap sih," balas Ara gugup

"Ji lo harus menghayati puisinya," ingat Hesam

"Iya iya gue udah hapal dimana titik komanya," balas Aji

Nomor urut tujuh dan sebelumnya kelompok Aksa akan tampil. Mereka mengambil tema lawas dengan pakaian ala jaman dulu dan lagu juga puisi yang masuk dalam tema. Aksa siap dengan keyboard dan stand mic yang berdiri di depannya. Sepertinya ia akan ikut menyanyikan sedikit bait lagu nya.

"Keren Sam," bisik Ara melihat tiga lelaki di depannya

"Apanya?" balas Hesam juga berbisik tak paham

"Aksa,"

"Kenapa?"

"Ish itu liat Aksa keren," tangannya menunjuk Aksa yang tengah memainkan keyboard nya

"Biasa aja ah udah sering gue liat,"

"Ohh, Ciyo juga bagus suaranya kira gue gak bisa apa-apa itu anak,"

"Satu-satunya yang dia bisa," Hesam dan Ara tertawa pelan setelah itu

Empat menit lebih tiga lelaki tadi selesai dengan penampilannya, semua bertepuk tangan memberikan apresiasi atas kerja keras mereka. Ara pun tampak tersenyum lebar kala Aksa kembali duduk di sampingnya.

"Bagus," puji Ara sebelum ia siap tampil

"Makasih," balas Aksa tengah meneguk airnya

Petikan gitar terdengar merdu kala Hesam memulai penampilannya, ia duduk dengan menopang gitar hitam di pahanya. Jarinya tampak lihai memetik senar gitar tanpa ragu, wajahnya sesekali tersenyum memandang Ara yang duduk di samping untuk menenangkan diri agar tidak terlalu gugup.

Tiga bait Ara nyanyikan dengan suara yang lembut membuat teman-temannya mengelus pundak merinding. Satu reff Ara lewati dengan Aji yang menyelingi puisinya

 Satu reff Ara lewati dengan Aji yang menyelingi puisinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang