TWENTY-ONE

11 4 0
                                    

Hari kedua, ketiga dan seterusnya sampai seminggu berlalu tidak ada yang istimewa melainkan rasa berat juga stres yang semakin menjadi-jadi bagi Ara. Hari terakhir PAT merupakan hari yang Ara nanti-nantikan setelah ia menyelesaikan hari pertama yang sangat berat.

"Semangat," ucap Hesam sebelum Ara memasuki kelasnya yang berbeda

"Yayaya," balas Ara malas

"Semangat atuh, besok, besok nya lagi, besok besok nya lagi, kan mau liburan gimana sih," semangat Hesam

"Masih lama, gue bete nya sekarang,"

"Biasanya juga semangat," cibir Hesam

"Udah ah gue mau ulangan, yang bener lo ngerjainnya jangan ngasal," seru Ara sebelum melanjutkan langkahnya menuju kelas

"Iya iya ibu negara," Hesam tertawa kemudian memperhatikan Ara yang berjalan mulai jauh

Entah apa yang selalu membuat hati Hesam belakangan ini tampak lebih bahagia. Ia tidak bisa meyakinkannya apa itu karena Ara atau faktor lain, tapi apapun itu Hesam sangat mensyukurinya karena sesuatu yang tak jelas itu membuat ia lebih bahagia dan semangat atas semua aktivitasnya.

"Senyum-senyum, kesambet baru tau lo," kejut Ciyo yang tiba-tiba datang dari belakang Hesam bersama Aksa

"Ah apaa?" sadar Hesam

"Ngeliatin apa?" tanya Aksa penasaran

"Ara," balas Hesam simple

"Wah gak bisa di biarin Sa, pacar lo di liatin orang nih, kalo gue jadi lo udah gue buang tu orang ke sunge," kompor Ciyo dipagi hari

Aksa mengangkat halisnya belum paham, kemudian matanya mencari objek yang Hesam perhatikan dan kemudian satu gurat senyum tergambar diwajahnya. Tangannya terulur menepuk bahu Hesam membuat pemilik bahu menoleh.

"Pacar gue, jangan diliatin terus," Aksa tersenyum setelahnya dan beranjak pergi meninggalkan Hesam yang membeku ditempat.

"Hah?" Hesam terkejut dan memalingkan tubuhnya mengikuti arah pergi Aksa

"Biarin udah," seru Ciyo yang malah tersenyum lebar

"Jangan banyak ngomong, berisik," Hesam berjalan meninggalkan Ciyo di depan pintu dan menghampiri Aksa yang baru duduk di kursinya

"Sa lo pacaran sama Ara?" tanya Hesam memastikan

"Iya," balas Aksa seadanya

"Kok bisa? Kapan jadiannya?" tanya Hesam masih belum yakin dan terima

"Kemarin,"

"Kenapa tiba tiba mau pacaran?" Hesam mulai kesal

"Lo maunya gue pacaran apa enggak,"

"Pacaran sih, tapi kenapa harus Ara?"

"Kenapa? Ara cewe gue laki pas dong," Aksa tersenyum penuh arti

"Ya, enggak gitu juga. Lo kan gak pernah bilang kalo suka sama Ara,"

"Emang kenapa kalo gue sama Ara?"

"Ya, g-gue gak suka aja,"

Aksa berdiri dari duduknya tangannya kembali terulur menepuk pundak Hesam dan tersenyum kecil pada lelaki di depannya.

"Ciyo udah sering bilang sama lo kalo suka itu bilang jangan nunggu nanti, kalo gue beneran suka sama Ara gimana, secara Ara juga deket sama gue,"

Hesam membulatkan mata menandakan jika ia tak suka. Hatinya sedikit lega saat mendengar penuturan Aksa yang sebenarnya hanya menguji, tapi juga sedikit was was jika Aksa akan benar-benar suka pada Ara.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang