TWENTY-EIGHT

13 4 0
                                    

Hari ini Ara sudah siap dengan seragam nya, setelah tiga hari kebelakang mengikuti remidi akhirnya liburan benar-benar tiba. Gadis itu menunggu jemputan biasanya di depan, sepertinya ia akan sedikit terlambat karena sampai sekarang Hesam belum juga datang. Padahal Ara sudah menunggu ya hampir lima belas menit.

Walaupun Ara tak terlalu berharap bisa masuk ranking karena memang ketertinggalannya, tapi ia masih tetap percaya bahwa hasilnya tak akan mengecewakan.

"Haha makannya kalo sekolah tuh yang bener," ejek Ara pada Hesam yang tengah meminum jus nya

"Gak usah sombong, taun kemarin gue masuk kok sepuluh besar, dasar elo nya aja malah pindah jadi bikin gue ke tendang," balas Hesam

Saat pengumuman peringkat tadi ternyata tanpa di duga Ara masuk sepuluh besar ya walaupun pas di ranking sepuluh. Tapi itu bisa manjadi modal acuannya untuk tahun besok.

"Ye kalo gue gak pindah,lo gak bakal kenal sama gue," Ara menyenggol lengan Hesam pelan

"Kalo lo gak pindah gue gak bakal ribut sama Aksa," ucap Hesam pelan tapi Ara bisa mendengarnya

"Ribut? Kenapa? Gara-gara gue?" heran Ara

Aksa dan Ciyo tak ada hari ini, mereka tak datang kesekolah untuk ikut pembagian rapot hanya orang tua mereka yang datang. Dan katanya sih Aksa malas untuk datang, sedangkan Ciyo dia sakit.

"Iya," lanjut Hesam menjawab

"Kok gitu? Kenapa?" Ara mencoba berpikir, mencoba mencari kesalahannya.

"Oh, apa gara-gara nonton film waktu itu?" lanjut Ara

"Hah? Oh iya gara-gara itu," ucap Hesam bohong

"Gitu aja ribut, biasanya juga lo suka main ke rumah Aksa gak pernah marah tuh," bela Ara

"Udah lah gak usah di bahas, sekarang lo mau kemana? Pulang?" tanya Hesam tak ingin memanjang

"Pulang aja deh,"

Setelah menghabiskan jus nya Hesam beranjak dari duduk dan kemudian berjalan dengan Ara yang mengekor menuju parkiran.

Saat dalam perjalanan Hesam sesekali bertanya pada Ara walaupun tak terlalu jelas karena helm yang mereka kenakan.

"Makasih Sam," ucap Ara sambil mengembalikan helm nya

"Iya,"

"Yaudah hati-hati ya," ucap Ara kemudian berbalik untuk masuk

Lengan gadis itu tiba-tiba di tahan, mau takmau Ara kembali menoleh dan memperhatikan lengannya yang Hesam pegang.

"Serius kan? Lo gak masalah kalo gue suka sama temen sendiri?" tanya Hesam lagi memastikan pertanyaannya saat di perjalanan tadi

"Gak masalah Sam, itu pilihan lo, mau lo suka sama temen, sahabat, atau musuh lo sekalipun itu sama sekali gak jadi masalah," balas Ara meyakinkan Hesam yang sepertinya kurang puas dengan jawabannya

"Kalo gue suka sama orang yang temen gue suka?" tanya lagi Hesam namun suaranya agak mengecil, ragu

"Siapa?" sebenarnya Ara penasaran siapa gadis yang Hesam maksud, tapi ia ragu untuk bertanya

"Jawab aja," pinta Hesam

Ara sedikit berpikir, takut ia malah menjatuhkan harapan Hesam hanya karena ucapannya, dan mengubur semangat lelaki itu.

"Kalo menurut gue, lo ataupun temen lo itu berhak buat suka sama orang yang sama, tapi balik lagi sama cewek yang lo suka itu, biarin dia milih sesuai hatinya, dan lo jangan marah ataupun malah musuhin cewek itu atau temen lo kalo misalnya cewek yang lo suka nolak lo," tutur Ara mencoba memberi penjelasan yang ia harap bisa di terima

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang