NINETEEN

12 4 0
                                    

"Makasih ya Sam,"

"Sama-sama, eh jangan lupa ntar malem,"

"Iya ntar gue kasih tau bunda,"

"Yang cantik lo jangan malu-maluin,"

"Idih kapan gue gitu?"

"Sering, yaudah gue balik,"

Hesam menyalakan mesin motornya, sebelum ia kembali ke rumah Hesam meminta kembali helm yang Ara gunakan. Sebelum pulang sekolah Hesam sempat mengajak Ara dan bundanya makan malam di rumahnya karena mamanya yang suruh. Dan dengan senang hati Hesam mengundang Ara tanpa harus deban dengan mamanya.

Dibalik fakta Hesam dan Ara yang berteman ternyata kedua orang tua mereka sahabatan saat smp, lebih tepatnya ayah Hesam dengan bunda Ara. Ternyata dunia tampak sempit jika bisa bertemu seseorang yang lama tak jumpa.

Hesam mengundang Ara karena hari ini ayahnya akan pulang dari Bangkok, kata mamanya sekalian reunian sama makan-makan kecil. Sebenarnya Hesam bukan tipe anak yang mau di ajak makan malam dengan orang lain, biasanya ia selalu menolak jika diajak diner dengan kalogen ayahnya tapi tidak dengan Ara sekarang.

"Hesam pulang ma...." lelaki itu berjalan menuju dapur dan mencium pipi sang mama

"Gimana udah di ajak Ara?" tanya mama Tia antusias

"Udah,"

"Mau?"

"Mau,"

"Yaudah mama masak dulu yang banyak,"

"Kenapa banyak-banyak, kasih mendoan sama kangkung aja Ara udah suka ma," balas Hesam bingung melihat mamanya yang tampak senang

"Ish kamu ini, kan bundanya ikut jangan di samain. Ayah juga pulang bentar lagi masa masakannya gak spesial,"

"Yaudah terserah," Hesam berjalan meninggalkan dapur dengan dua helm de tangan kanan dan kirinya

17.32

Masuh ada dua jam lagi sebelum acara makan malam di mulai. Ara memilih tidur sebentar karena badannya benar-benar lelah. Gadis itu tadi sudah bicara dengan bundanya tentang undangan Hesam dan ya, mereka akan datang.

Ara menatap jam dinding yang dari tadi tampak lambat, ia tak sabar ingin melihat sosok ayah Hesam yang selalu bundanya ceritakan, dan juga Ara sedang rindu ayahnya juga.

"Tumben gak nyepam," Ara melirik handphone nya yang tampak sepi chat dari Hesam

Tubuhnya lelah namun jika tangannya sudah memegang handphone semua lelah terasa hilang sampai waktu sudah menunjukan pukul 18.03. Ara terperanjat dari kasurnya dan buru-buru ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap.

Ara sedikit menggunakan riasan di wajahnya tipis sekali karena bundanya yang suruh, dan juga gaun cream dua jari di bawah lutut yang juga bundanya pilihkan. Awalnya Ara menolak karena ini hanya acara makan malam di rumah Hesam, tapi bundanya berkata kalau ayahnya Hesam itu gak suka cewek yang jelek jadi bundanya meminta Ara berdandan dan memilihkan gaun//emang Ara jelek?

"Gimana bun?" tanya Ara berputar memperlihatkan penampilannya di depan bundanya

"Nah ini baru cantik," puji bunda Ara

"Emang tadinya Ara gak cantik?" gadis itu mengerutkan bibirnya tak suka

"Sedikit," kata bundanya kemudian tertawa kecil

"Yaudah ayo, jalan aja ya deket inih,"

"Udah cantik gini masa di ajak jalan kaki sih bun,"

"Deket Ra, jangan manja deh,"

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang