TWENTY-TWO

9 4 0
                                    

Senin besok remidial namun Ara, Aksa Hesam, dan Ciyo sepakat untuk mengikuti remidi onlen karena mereka berempat lebih memilih untuk liburan lebih awal daripada harus pusing dengan kembali mengerjakan soal.

Setelah sekian lama dibujuk akhirnya Aksa mau meminjamkan mobilnya walaupun harus bunda Ara dulu yang mengendarai karena beberapa hal. Pagi hari yang masih terasa dingin, sekitar pukul 05.15 pagi semua barang sudah siap di kemas dan masuk kedalam bagasi mobil. Jarak tempuh yang lama membuat persediaan makanan di siapkan lebih banyak dari biasanya.

Liburan kali ini sudah atas izin dari orang tua masing-masing, jadi tidak ada masalah. Apalagi adanya bunda Ara membuat para orang tua lebih percaya.

Tidak ada batas waktu untuk cepat pulang, tapi sepertinya mereka akan menuruti jadwal sibuk bunda Ara saja. Dan juga memanfaatkan waktu berenang-senang bersama dimanapun dan kapanpun.

"Yo, lo mau duduk dimana?" tanya Hesam saat membuka pintu mobil

"Tengah," balas Ciyo menghampiri Hesam

"Sa lo di belakang ya, gue di tengah," ucap Hesam sambil mempersilahkan Aksa naik

"Lo gak suka mabok kan?" tanya Ciyo pada Hesam

"Enggak tenang," balas Hesam kemudian naik dan menutup pintu belakang

Lima menit berlalu, tiga lelaki tadi menunggu Ara dan bundanya yang bersiap-siap didalam. Terlihat satu tambahan koper berwarna hitam yang Ara seret dan dimemasukannya ke bagasi belakang.

"Apaan Ra?" tanya Aksa membalikkan badannya memperhatikan koper hitam yang dinaikkan

"Kembang api," jawab Ara

"Hah, buat apa?" bingung Aksa

"Bakar rumah," Ara melirik dan tersenyum sebelum kembali menutup bagasi

05.30 bunda Ara mulai menancap gas dan mengemudi dengan mulus menyusuru aspal hitam jalan raya yang masih sepi tanpa banyak kendaraan lain. Kaca jendela sengaja di buka agar bisa menghirup udara pagi yang segar sebelum berubah menjadi udara asap mesin. Radio mobil di stel dengan siaran populer yang selalu membawa topik keremajaan.

"Kalau ada yang mau ke toilet bilang ya," ucap bunda, matanya melirik spion depan

"Siap tan," jawab Ciyo dan anggukan yang lain

Sebelum berangkat tadi Ciyo sempat dibanjiri beberapa pertanyaan, karena ia adalah satu-satunya yang pertamakali datang kerumah atau bertemu dengan bunda Ara. Untungnya Ciyo sudah di wanti-wanti oleh Aksa saat sebelumnya.

"Sam lo gak lupakan bawa kameranya?" tanya Ciyo

"Ada," balas Hesam

"Memori?"

"Ada,"

"Bagus deh," lega Ciyo, kemudian ia mengambil handphone dan membuat beberapa status untuk kebutuhan media sosial nya

"Tan, nanti kalo udah cape bisa gantian nyetirnya," Hesam berucap di belakang

"Iya, tenang aja tante mah kuat," balas bunda

"Sok kuat banget," cibir Ara yang membuat semua tertawa tanpa terkecuali Aksa yang duduk paling belakang

"Sa, lo gak kesepian dibelakang?" tanya Ara sambil menengok

"Enggak Ra selagi masih satu mobil sama Ara, Aksa gak bakal kesepian," balas Ciyo diikuti tawa bunda dan cibiran Aksa

"Pindah aja ke tengah kalo gak ada temen ngobrol," titah Ara tidak memperdulikan Ciyo atau bundanya

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang