THIRTY-THREE

12 2 0
                                    

Merasa di janjikan membuat Ara selalu memandangi pintu masuk, berharap teman-temannya datang untuk menemani kesepiannya.

Bundanya harus pergi bekerja, jadi mau tak mau Ara harus di tinggal seorang diri tanpa diperbolehkan memegang handphone. Hanya suara tv yang menemani kesepiannya, terkadang suara orang tertawa terdengar dari lorong.

Ada kalanya pintu terbuka namun sayang itu bukan orang yang Ara harapkan datang. Dokter dan juga suster baru saja selesai memeriksa Ara, katanya semua sudah mulai membaik mungkin besok atau lusa Ara bisa pulang.

Sekarang pukul 11.32 sudah mulai siang matahari juga sudah naik di atas. Angin siang yang berhembus lewat jendela samping membuat mata gadis itu sayu, ia mengantuk karena menunggu. Hampir matanya benar-benar terpejam suara ketukan pintu membuat Ara kembali terjaga, matanya menatap pintu yang sebentar lagi terbuka dan berharap itu temannya.

"Permisi, saya mau mengambil piring nya," ucap suster itu

Ara hanya mengangguk dan kembali menutup matanya. Harapannya hilang, mungkin teman-temannya sedang sibuk, atau sedang bermain bersama jadi Ara putuskan untuk kembali tidur dan berharap saat ia bangun temannya sudah datang.

"Bangun, udah siang," suara bisikan itu tiba-tiba terdengar di kuping Ara

Ara terbangun dan matanya melihat Aksa yang tersenyum lebar di sampingnya dengan sekantong keresek yang entah apa isinya.

"Ih kok lama sih? Yang lain mana?" tanya Ara

"Hehe tadi gue beli mie kocok dulu ngantri jadi lama, kalo yang lain gak tau gue sendiri kesini," jelas Aksa

Lelaki itu menarik kursi yang ada di sudut ruangan untuk duduk di samping Ara. Ia membuka bungkus mie kocok dan mengambil mangkok yang ada di nakas samping.

"Mie lagi, kapan nasi nya?" aneh Ara

"Nasi tadi udah,"

"Sa gue jadi pengen liat lo masuk rumah sakit deh gara-gara makan mie terus," ucap Ara yang merubah posisi tidurnya jadi menyamping

"Doa lo jelek," sinis Aksa yang sedang menyuap mie nya

"Ya habisnya makanan lo itu-itu aja, kasian perut lo tau,"

"Gue nya? Gak kasian?" Aksa malah menggoda

"Ya, kasian juga lah"

"Serius nih kasian?" Aksa makin gencar menggoda

"Iih udah ah lanjutin aja makannya sampe sakit perut," kesal Ara yang padahal hampir salah tingkah karena Aksa

Walaupun Aksa hanya sekedar numpang makan di sini, tapi Ara merasa senang karena di temani. Aksa datang tanpa membawa apapun untuk Ara, katanya sih uangnya habis dipakai beli mie kocok, aneh dasar.

Setelah selesai makan mie dan sedikit mengobrol Aksa di tinggal tidur oleh Ara, gadis itu tampak mengantuk tadi jadi Aksa menyuruh Ara untuk tidur saja. Saat Ara tertidur Aksa asik dengan handphonenya sesekali ia memotret Ara yang tertidur cantik, dan sesekali juga Aksa menatap wajah damai Ara dari samping.

Ini kali keduanya Aksa merasa tenang saat berada di samping wanita selain mama nya. Rasa hangat yang ia dapat selain dari dirinya sendiri, juga rasa sedih saat harus melihat orang yang ia sayang sakit

Tak terasa Aksa telah menemani Ara hingga matahari terbenam. Niatnya tadi ingin mengajak Ara untuk jalan-jalan sore namun sayangnya Ara masih tertidur lelap dan baru sekarang malam ia terbangun. Beberapa obrolan ringan yang mereka debatkan selagi menunggu bunda Ara pulang, sebenarnya Ara tadi sudah meminta Aksa untuk pulang saja tapi lelaki itu menolak dengan alasan tak ingin meninggalkan Ara sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang