Malam ini sesuai perjanjian siapa yang keluar paling akhir akan menyiapkan makan malam. Selepas insiden tadi siang di taman bermain membuat Hesam hampir kehilangan nyawanya karena telah merasa terbodohi oleh tingkahnya sendiri.
Ara bisa keluar dari rumah kaca tadi siang karena dengan kebetulan ia bertemu dengan Aksa juga Ciyo. Gadis itu pikir lebih baik ikut dengan mereka daripada menunggu Hesam yang malah hilang meninggalkannya.
"Yang enak masaknya," seru Ciyo dari meja makan
"Berisik lo," gerutu Hesam
Bunda belum pulang dari urusannya, tapi tadi sempat memberi kabar pada Ara agar mereka makan malam duluan tak usah menunggu.
Menu makan malam kali ini nasi goreng dengan empat telor mata sapi. Sederhana tapi banyak perjuangan dibalik itu semua. Hesam harus bersusah payah dengan telur yang setiap ia masak tak mau berhenti meledak.
"Jago juga lo masak," puji Ara di sela suapannya
"Kalo perjodohan nya jadi, gue yang bakal masakin," balas Hesam enteng tanpa menoleh
Ucapan yang tak tersaring itu membuat Ara tersedak dengan nasinya. Susah payah Ara meraih minum malah membuat Hesam tartawa kecil ditambah ekspresi terkejutnya Ara yang tak terduga, malah menambah tawanya.
"Apa? Lo di jodohin Sam?" tanya Ciyo yang juga kaget
"Katanya sih gitu," balas Hesam sambil mengangkat bahunya
"Sama siapa? Cantik gak?" tanya lagi Ciyo
"Ada deh, gak usah kepo,"
Hesam tersenyum miring di tempatnya, matanya melirik Ara di depannya yang malah menatapnya dengan tajam. Tersirat pesan kemarahan pada tatapan gadis itu, namun Hesam malah kembali menyunggingakan senyum tipis.
Toktoktok
Ketukan pintu tiba-tiba terdengar di sela makan malam mereka. Aksa beranjak dari kursinya untuk membuka pintu, kebetulan makannya telah selesai.
Tak butuh waktu lama Aksa kembali kedapur dan memberitahu Ara jika tamu di depan mencarinya.
Ara melangkah merapihkan piring dan gelasnya sebelum ia menemui tamu itu. Sebelumnya Ara bertanya siapa yang mencarinya malam-malam seperti ini, tapi Aksa menjawab dengan hanya menggeleng karena tamu itu tak mengatakan apapun ia hanya ingin bertemu dengan Ara.
19.15
Ara melangkahkan kakinya cepat menuju pintu, takut tamu itu sudah menunggu terlalu lama. Tangannya terangkat memegang knop pintu, helaan napas singkat terdengar kala Ara menarik pintu itu, dan langsung pandangannya mendapatkan seorang lelaki yang berdiri sedikit jauh dari pintu sambil membelakangi
Ara melangkahkan kakinya mendekat, tangannya terulur untuk menepuk bahu lelaki itu pelan agar ia bisa mengetahui siapa tamunya.
Matanya tampak terkejut, dan mulutnya kelu kala mengetahui siapa lelaki itu. Senyum manis yang lelaki itu berikan kini tak bisa Ara balas karena rasa terkejutnya mengalahkan apapun.
"Malem Ra," sapa lelaki itu membuat Ara tersadar
"M-malem Bar," Ara membalasnya gugup, ia mencoba untuk tersenyum walau tampak dipaksa
"Apa kabar?"
"B-baik, lo?"
"Gue baik, mau jalan?"
"E-mboleh," Ara tak terlalu banyak berpikir, kemudian ia cepat mengambil jaketnya di dalam dan meminta izin untuk keluar sebentar pada teman-temannya. Ara hanya ingin cepat membawa Bara jauh dari rumahnya sekarang, karena ia tak ingin teman-temannya banyak bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen FictionKisah cinta remaja yang terjebak dalam kata teman dan sahabat. Tidak peduli akan adanya status, selagi nyaman itu tidak masalah. . . . Ara anak pindahan yang tiba-tiba bergabung dalam rangkulan hangat tiga cowok dan membuat dua diantara mereka berte...