Like dulu sebelum lanjut baca
.
.
.Pertengkaran tiba-tiba yang terjadi di lorong rumah sakit itu mengundang tatap juga tanya penasaran dari beberapa pengunjung lain juga para suster yang berlalu lalang di sana. Aksa dan Hesam sulit di pisahkan karena mereka sudah tenggelam dalam amarah masing-masing.
Awalnya Hesam diam tak melawan, namun semakin di biarkan ia malah lebih banyak mendapat pukulan membuat ia ikut terpancing amarah. Dialain sisi Aksa terlihat belum puas juga setelah membuat sedikit robekan di bibir Hesam, apalagi saat Hesam balik memukulnya.
"Woy udah berenti, kenapa sih lo berdua?" Ciyo bilang
"Kalo ada masalah tuh omongin baik-baik jangan malah main fisik gini, lo tau gak ini rumah sakit, di dalem ada Ara kalian gak kasian apa hah?" Ciyo ikut emosi melihat kedua temannya
Setelah mencoba lagi dan lagi akhirnya Ciyo berhasil memisahkan mereka berdua. Aksa di tarik paksa oleh salah satu pengunjung dan Hesam oleh Ciyo, mereka di pisahkan, di beri jarak agar tidak terjadi lagi baku hantam.
Belum emosi mereka berdua turun, tiba-tiba pintu igd terbuka dan dokter yang keluar dari ruangan menjelaskan bahwa Ara baik-baik saja sekarang karena ia cepat di bawa ke rumah sakit, jika telat sedikit saja mungkin sekarang akan ada kabar duka yang dokter itu berikan.
***
"Bun,," panggil gadis yang tengah terbaring lemah di atas kasur
"Iya sayang ini bunda, mana yang sakit?" tanya bunda khawatir
Setelah setengah jam menunggu akhirnya Ara sadar juga. Sebelumnya semua sempat khawatir karena Ara tak kunjung sadar, sampai Aksa bolak-balik menemui suster untuk membantu mengecek keadaan Ara takutnya ada apa-apa.
"Ra, ada yang sakit?" tanya Aksa menghampiri
Gadis itu menggeleng memberi jawaban, senyum tipis tergambar di bibirnya yang pucat, membuat Aksa yang malah membalas dengan sedikit meringis.
"Yang lain mana?" tanya Ara
"Em it-tu, an-nu," jawab Aksa terbatas sambil menunjuk-nunjuk pintu keluar
"Lagi pada makan," bohong bunda
"Lo gak ikut makan?" tanya Ara melirik Aksa
Sebenarnya tadi Hesam dan Ciyo sedang pergi ke apotek rumah sakit untuk mengobati luka di bibir Hesam, tapi sampai sekarang belum datang juga.
"Nanti aja, nunggu makanan lo,"
"Loh kenapa?"
"Kan biasanya orang sakit gak mau makan makanan rumah sakit, jadi biar gue yang makan," ucap Aksa, membuat Ara berkerut kening
"Terus gue makan apa? Gak mau ah gue lagi laper, lo makan aja sanah di kantin,"
"Serius? Ini bubur loh gak ada rasanya," kekeh Aksa untuk mengambil jatah makan Ara
"Tapi masih tetep makanan kan?"
"Tapi, itu buat orang sakit,"
"Emang sekarang gue kenapa? Numpang tidur? Enggak kan?"
"Yauda nanti gue makan di kantin," pasrah Aksa
Bunda hanya mendengarkan perdebatan tak masuk akal dari kedua remaja di sampingnya. Kemudian tak lama makannan di antar ke kamar, masih hangat dan juga terlihat selayaknya makanan rumah sakit.
"Mau bunda suapin?" tawar bunda, sambil membereskan meja makan di kasur Ara
"Enggak usah bun, Ara bisa sendiri,"

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Ficção AdolescenteKisah cinta remaja yang terjebak dalam kata teman dan sahabat. Tidak peduli akan adanya status, selagi nyaman itu tidak masalah. . . . Ara anak pindahan yang tiba-tiba bergabung dalam rangkulan hangat tiga cowok dan membuat dua diantara mereka berte...