"Pagi bu, maaf ruang gurunya sebelah mana ya, saya Ara bu murid baru," tanya Ara pada salah satu guru yang kebetulan melintas di hadapannya
"Ah Ara ya, kebetulan ibu wali kelas kamu, sekarang kita langsung masuk kelas saja nanti saat jam istirahat kamu bisa pergi ke ruang guru," jawab guru itu
Ara berjalan mengikuti wanita paruh baya itu menuju kelasnya. Hari pertamanya disekolah baru, Ara tidak banyak berharap lebih dengan ocehan bundanya tentang cowo-cowok yang katanya tampan level max itu. Bara juga tampan kok menurut Ara.
"Selamat pagi semuanya, hari ini kita mempunyai teman sekelas baru, boleh Ara perkenalan dulu,"
"Pagi semua, nama gue Ara kalian bisa panggil gue Ara," gadis itu memperkenalkan dirinya bingung
"Yasudah nanti bisa kenalan lagi setelah jam pelajaran berakhir, Ara kamu bisa duduk di kursi kosong itu samping Aksa," titah guru itu
Ara berjalan hati-hati menuju kursi kedua paling belakang sambil memperhatikan sekitarnya, terkadang Ara tersenyum tipis saat berkontak mata dengan teman barunya itu. Dan satu fakta yang Ara dapat dari sekolah barunya ini, ternyata tempat duduk siswa disini rendom tak seperti di sekolah Ara yang sudah-sudah jika setiap beja tidak boleh ada yang berpasangan duduknya.
"Hai Ra, nama gue Ciyo," bisik lelaki yang duduk persis di belakang Ara
"Oh hai, gue Ara salam kenal ya," balas Ara pelan juga sambil sedikit menengokkan kepalanya ke samping
"Ini Hesam seatmate gue dari orok, nah sebelah lo itu yang gue yakin gak bakal noleh kalo di panggil namanya Aksa," bisik Ciyo lagi untuk mengenalkan teman-temannya
"Hai Ra, gue Hesam seneng bisa jadi jodoh lo," Hesam memperkenalkan diri tanpa lepas dari gombalan sampahnya
"Ey jaga tu mulut, anak baru," gemas Ciyo sambil mengetuk kepala Hesam menggunakan pulpen di tangannya
Ara hanya tersenyum dan mengangguk sambil menoleh melihat perwujudan dua lelaki di belakangnya. Tapi Ara sedikit kaget saat melihat Hesam, itu lelaki yang waktu malam menabrak kakinya sampe Ara harus puasa semaleman.
"Lo..lo yang semalem kan?" tanya Hesam ikut kaget
"Yang dibelakang jangan berisik," tegur guru yang sedang menerangkan di depan
Ara cepat kembali ke posisinya takut kena marah lagi, pikirannya kembali memutar kejadian semalam mengingat wajah cowok yang menabrak kakinya. Di balik itu Hesam pun sama memutar kembali ingatan, membayangkan bentuk wajah gadis yang ia tabrak.
"Fix itu lo," ucap Ara berbalik ke belakang dan cepat kembali duduk sikap
Ciyo kebingungan melihat Ara dan Hesam yang sepertinya sudah akrab lebih dulu.
"Kenal Ara?" tanya Ciyo penasaran
"Enggak," jawab Hesam singkat
"Kok pelotot pelototan?" tanya Ciyo masih penasaran
"Lo mau gue pelototin?"
Empat jam pelajaran selesai, seperti biasa semua siswa berkumpul memenuhi kantin untuk mengisi perut mereka. Ara berdiri dari kursinya berjalan dua langkah kebelakang melewati Ciyo dan memutar menuju kursi Hesam
"Ganti nasi gue," ucap Ara pertama
"Nasi apa?" Hesam bingung
"Nasi goreng gue yang ilang gara-gara lo tabrak,"
"Siapa yang gue tabrak?"
"Gue," jawab Ara polos
"Berarti nasi goreng lo bukan gue yang tabrak,"
"Ish..gara-gara lo gue puasa semaleman tau,"
"Ya bagus lah berarti lo anak baik suka puasa,"
"Ish.."
"Eh kalian kenapa sih baru juga kenal udah ribut aja," bingung Ciyo yang hanya mendengar teman lamanya dan teman barunya berdebat
"Mending kalian ikut gue ke kantin dari pada berantem di sini, tuh liat si Aksa udah ngilang dari tadi," lanjut Ciyo
Setelah perdebatan kecil tadi Ara, Hesam juga Ciyo pergi menuju kantin untuk bergabung bersama Aksa yang mungkin sudah mulai makan. Satu bangku panjang juga tiga kursi kosong menanti di depan mata mereka bertiga, Aksa tampak tengah memakan mie instan kesukaannya dengan es teh manis sebagai penyapu tenggorokannya.
"Kebiasaan lo pergi gak pernah ngajak," Hesam menegur Aksa kemudian duduk di sampingnya
"Gue pernah ngajak lo ke toilet, gak pernah mau," balas Aksa dingin
"Dih, kaya anak kecil lo ke toilet harus di anter," Hesam Ciyo tampak tertawa nikmat dengan pembicaraan receh ini sedangkan Ara hanya tersenyum tipis belum terbiasa
"Lo mau makan apa? Nasi goreng?" tanya Hesam pada Ara yang duduk di depannya
"Lo yang bayar," jawab Ara
"Eh gue cuma nanya bukan nawarin," sela Hesam
"Nasi goreng gue kemarin ilang gara-gara lo nabrak gue," protes Ara
"Ish...timbang nasi goreng doang jadi masalah, pesen aja kali Sam tiga," Ciyo buka suara
"Lo yang bayar," tunjuk Hesam pada Ciyo
"Ya elo lah,"
Hesam dengan mood nya mau tak mau beranjak dari kursinya dan memesan mie instan seperti yang Aksa pesan dan kembali duduk ke tempatnya dengan tiga mangkuk mie dan satu botol air mineral
"Kok jadi mie instan?" tanya Ciyo
"Makan aja yang ada, untung juga gue teraktir,"
"Minumnya?" tanya Ciyo lagi
"Nih satu bertiga,"
Suasana meja hening walau sebenarnya kantin sangat ramai. Aksa, Hesam juga Ciyo membiasakan diri mereka dari kecil untuk tidak berisik saat makan, beda halnya dengan Ara yang merasa awked dengan situasi tak biasanya
"Beneran satu bertiga?" tanya Ciyo masih ragu
"Gausah sok jaim depan cewek, biasanya juga gitu," Aksa membuka suaranya setelah sekian lama mengunci mulut
"Yaudah tunggu biar gue beliin minum," Ara berdiri dari duduknya memesan dua gelas es teh manis
"Kok cumen dua, buat gue?" tanya Hesam
"Lo kan ada air mineral, sedot aja nih gue tambahin sedotannya," ucap Ara enteng sambil terkekeh yang di ikuti dua teman barunya
"Sedot tuh sedotan," lanjut Aksa menimpa
Mereka tertawa bersama, mengabaikan keberadaan mereka yang ada di tengah kerumunan. Ara berpikir dengan kehadiran teman barunya ini akan cepat membantu proses beradaptasi dengan lingkungan baru juga cara cepat untuk melupakan Bara.
"Gue gak nyangka Aksa orangnya gampang ketawa juga, gue kira dingin bad boy gitu," Ara mengeluarkan pendapatnya di tengah tawa mereka
"Lo beruntung masuk pagi ini mood si Aksa lagi bagus, tapi kalo lo masuknya besok belum tentu first impression lo kaya gini," jelas Hesam
"Masa?" tanya Ara tak percaya, matanya menatap Aksa lekat
"Aksa anaknya rapih punya jadwal harian dimana harus good mood dimana harus bad mood, biasanya nih ya besok adalah hari mood terjelek si Aksa gak tau tuh apa penyebabnya, jadi siap-siap aja Ra jaga jarak besok," lanjut Hesam
"Apaan si, lebay lo semua ya kali gue punya jadwal gituan," bantah Aksa
"Eh Sa, kemarin lo beli nasi goreng kan di persimpangan?" tanya Ara yang di balas dengan anggukan Aksa, pantas Ara merasa familiar dengan wajahnya
"Yaelah, nasi goreng lagi nasi goreng lagi ada apa si aneh gue," keluh Ciyo lelah mendengar kata nasi goreng hari ini.
~AKSARA~
Rencana mau bikin trailer buat Aksara di tunggu ya...
.
.
.
Jangan lupa like komen❣️

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
JugendliteraturKisah cinta remaja yang terjebak dalam kata teman dan sahabat. Tidak peduli akan adanya status, selagi nyaman itu tidak masalah. . . . Ara anak pindahan yang tiba-tiba bergabung dalam rangkulan hangat tiga cowok dan membuat dua diantara mereka berte...