Aksa berjalan menyusuri aspal hitam yang dingin, malam ini ia merasa suram entah kenapa Aksa harus bisa menerima perkataan temannya kalau setiap hari ini akan menjadi hari bad mood nya. Walau padahal Aksa merasa bahwa dirinya baik-baik saja, sama saja tidak ada yang berubah.
Hanya dengan berjalan Aksa bisa sampai di cafe tempat biasa ia dan dua temannya berkumpul. Kakinya melangkah memasuki pintu kaca itu, matanya mencari kursi kosong yang sekiranya akan membuatnya duduk dengan nyaman.
Baru akan melangkah Aksa mengurungkan niatnya saat kedua matanya melihat wanita yang tampak familiar duduk membelakanginya di kursi dekat jendela. Kakinya melangkah mendekat, dan benar saja itu Ara, sedang apa dia di sini?
"Ra.." sapa Aksa
"Aksa, ngapain lo di sini?" Ara kaget mendapati Aksa ada di sampingnya
"Lo yang ngapain di sini, gue udah sering kesini kali,"
"Oh gue cumen lagi bosen aja di rumah jadi nyari cafe taunya ada deket sini, duduk Sa,"
Aksa mengangguk namun sebelumnya ia berjalan memesan minum juga sedikit cemilan untuk menemani obrolannya nanti
"Makasih ya," Aksa buka suara semenit setelah hening
"Buat?" tanya Ara yang asik memakan kentang goreng yang ia beli tadi
"Mie sama teh nya," ucap Aksa sedikit ragu
"Santai aja kali Sa, gue mah orang nya gitu gak bisa liat orang yang di sayang kelaparan," Ara bicara tak sadar
"Hah?" sekali Aksa bertanya takut salah mendengar
"Eh, I-iya temen harus di sayang, lo temen gue kan?" balas Ara sadar akan kesalahan jawabannya tadi
"Gak tau," balas Aksa acuh, meyeruput kopi yang tadi ia pesan
"Temenan aja ish, atau mau lebih?" ucap Ara spontan
"Hah lebih? Pacar?" tanya Aksa bingung
"Lah kok pacar sih, sahabat Sa..." Ara terkekeh saat melihat Aksa yang malah salah tingkah itu
"Hemmm, kenapa lo mau jadi pacar gue?" goda Ara melihat Aksa yang sangat tampak malu itu
"Apaan si lo, ganggu aja kerjaannya,"
"Dih ngambek, kaya anak kecil lo,"
"Bodo, siapa elo,"
"Pacar,"
"Apaan si Ra..."
Ara tertawa nyaring saat itu juga, setelah itu matanya menemukan satu guratan senyum di wajah Aksa membuatnya mengubah tawa nyaring nya menjadi senyum manis.
"Sa.." tanya Ara menyelesaikan tawanya
"Apa lagi?" balas Aksa malas
"Kenapa bolos?" tanya Ara yang sangat penasaran karena kedua teman yang lainnya tidak tahu apa-apa tentang itu
"Kepo,"
"Serisu Sa,"
"Emang apa hubungannya sama lo kalo gue bolos?" Aksa mulai tak suka dengan topik pembicaraan ini
"Gak ada hubungannya si, tapi kan gue pacar lo," sekali lagi Ara meledek
"Ara apaan sih lo, geli gue dengernya," Aksa memejamkan matanya tak ingin terus mengingat apa yang Ara katakan
"Iya, iya maap abisnya gue penasaran," Ara berhenti tertawa dan kembali serius
"Lo panas dalam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen FictionKisah cinta remaja yang terjebak dalam kata teman dan sahabat. Tidak peduli akan adanya status, selagi nyaman itu tidak masalah. . . . Ara anak pindahan yang tiba-tiba bergabung dalam rangkulan hangat tiga cowok dan membuat dua diantara mereka berte...