Kisah ku tidak sesederhana yang kau lihat dan sebentar lagi kau akan mengerti rumitnya teka teki yang harus ku jawab.
- kay-
Pagi ini Kayra telah siap untuk berangkat ke sekolah, seragam sekolah yang melekat sempurna di tubuhnya, rambut yang dibiarkan tergerai indah dengan hiasan kupu-kupu sebagai pemanis tampilannya, jam tangan putih yang melingkar pas dipergelangan tangannya, kedua kakinya pun sudah terpasang sepatu putih dengan lambang sayap disisi kiri-kanan sepatu tersebut.Manis dan sederhana itulah kata yang pas untuk menggambarkan penampilan Kayra hari ini, bukan untuk hari ini saja, sebenarnya Kayra selalu tampil manis setiap hari.
“Non ayo turun, bibi udah siapin sarapan buat no,” panggil bi Inum dari bawah.
Sebelum turun kelantai bawah, Kayra mengambil tas punggung warna violetnya yang selalu ia pakai setiap ke sekolah. Kayra memiliki banyak koleksi tas, mulai dari tas punggung sampai tas selempang tapi, ia selalu menggunakan tas punggung berwarna violet yang sangat ia sukai.
“Non buruan turun nanti susunya keburu dingin non.”
“Iya bi, ini Kayra udah mau turun,” Kayra segera turun sebelum bi Inum kembali memanggilnya.
Kayra langsung duduk di kursi yang biasa ia duduki, kening Kayra mengerut saat melihat banyaknya makanan yang berada di atas meja, “Kok bibi masaknya banyak banget? Kan Kay udah sering bilang kalau bunda gak di rumah maka bibi gak usah masak banyak-banyak.”
“Hari ini akan ada orang yang nemenin non buat sarapan makanya bibi masak banyak.”
“Emang bunda udah pulang ya?”
“Bukan nyonya non, nyonya pulangnya baru besok.”
“Lah, terus siapa dong bi?”
“Hehehe, bentar lagi non juga akan tau, yaudah non, bibi mau ke dapur dulu untuk buat kopi susu.”
“Sejak kapan bibi suka sama kopi?”
“Bukan buat bibi tapi buat tamu non,” bi Inum pun langsung pergi ke dapur setelah menjawab pertanyaan Kayra.
Sepeninggalan bi Inum, Kayra meraih gelas susunya dan mulai meneguknya.
“GOOD MORNING MY LITTLE QUEEN …”
Byurrrrr, Kayra menyemburkan sisa susu yang belum sempat ia teguk.
“Segitu kangennya ya sampek nyebur gitu minumnya,” pria itu melangkah menedekat ke arah Kayra namun Langkahnya dihentikan dengan Jarak beberapa meter dari sang empu.
“Kok malah diam aja, gak mau meluk gitu?” tanpa aba-aba Kayra berlari ke arah pria itu dan memeluknya sangat erat.
“Papa, I miss you,” ya pria itu adalah papa Kayra.