Gue gak tau ini jalan yang terbaik tapi untuk sekarang gue hanya punya satu jalan itu.
-Egi-
"Kayra tunggu gue Kay! lo mau kemana sih tengah malam begini?"Tidak ada jawaban, Kayra terus melangkah menjauh dari Kayla.
"Kay, tunggu gue kay!"
Kayra membalikan badannya dan menatap lurus kearah Kayla sambil melambaikan tangan sebagai isyarat agar Kayla mengikutinya.Kayla pun mulai mengikuti Kayra yang menuju ke pinggir jembatan.
"Ngapain sih dia?"Gumam Kayla masih bingung.
Kayla berdiri agak jauh dari tempat Kayra. Dari situ dia bisa melihat bahwa ada seorang cewek dengan rambut bergelombang melangkah mendekati Kayra. Mereka seperti sedang bertengkar dan si cewek berambut gelombang itu mendorong tubuh Kayra ke pinggir jembatan
"Kayraaaaaaaaaa," teriak Kayla dan langsung bangun dari tidurnya.
"Huf, ternyata cuma mimpi tapi, mimpi ini seperti nyata dan persis seperti yang papa ceritakan tadi."ucap kay yang masih berusaha mengatur napas dan detak jantungnya.
"Aaahhhh Kayra, gue bingung harus apa kay, gue gak punya petunjuk buat ngebongkar semua ini. Please kay kasih gue petunjuk yang bisa ngarahin gue buat memulai semua ini!"
Braakkkk, Kayla mengalihkan penglihatan kearah sumber suara yang dia dengar.
"Kenapa buku ini bisa jatuh?" guman Kayla sambil berjalan kearah buku itu.
Saat jatuh buku itu terbuka dan menampilkan tulisan tangan Kayra. Ya karena buku ini adalah diary Kayra dan sesekali Kayla juga menulis didalam buku itu atas permintaan Kayra sendiri.
Kayla menunduk untuk mengambil buku itu dan membaca tulisan pada halaman buku yang terbuka.
The Story' of My today.
Ini cerita luka ku kesekian kalinya tapi,luka ini yang sangat membekas biru di relung hatiku.
Hari itu semua baik-baik saja tapi tidak lagi untuk hari ini. Semua membenci ku, semua mencaci ku, menjauhiku ku bahkan melukai fisik ku.
Cinta dalam diam ku diungkap dengan cara yang tidak tepat oleh dia yang selalu berusaha menghancurkan hidup ku.
Dia yang selalu membuat seorang luka ini terus menjadi luka yang tak pernah kering. Dia yang entah kapan berhenti mewarnai tubuh ini dengan memar biru yang menyakitkan.
Senyumnya yang mengerikan itu selalu hadir dimalam ku. Aku taku tapi tak mampu melawan karena sebelah sayap ku telah pergi dan separuh keberanian ku ada padanya.