"Aku tau kalo itu kak" kata tasya masih santai.
Ciko menghela nafas kasar lalu memikirkan perkataan lea dulu.
Princess itu lebih cerdik dari apa yang kamu pikir."Abis" cengir tasya yang membuat lea dan ciko terbahak.
"Udah kenyang? Istirahat ya" bujuk lea
"Aku udah gapapa aunty. Ga perlu istirahat lagi" kata tasya
"Bentar lagi kamu cuci darah princess" kata liam yang sudah bergabung dengan mereka.
Tasya diam. Dia tidak mau merepotkan tapi kalau dia tidak cuci darah, tasya akan lebih merepotkan lagi. Tasya hanya mengangguk.
Jam 10 pagi, pengobatan cuci darah dimulai dan memakan waktu 4 jam. Setelah selesai, mereka membiarkan tasya istirahat.
"Gimana kondisinya? Bisa sembuh?" Tanya lea pada sarah
"Tasya mungkin udah lama melakukan cuci darah jadi 2 minggu lagi gue kesini buat cek kondisinya. Mungkin ini terakhir tasya cuci darah karena kondisinya hampir bisa juga dikatakan sembuh" kata sarah yang membuat lea tenang. Setelah itu sarah pamit karena masih ada beberapa jadwal operasi.
Tasya bangun keesokan harinya dan mendapati ciko yang tengah tidur disampingnya. Tasya dengan jail mencubit pipi ciko yang membuat ciko terbangun sambil meringis mengusap pipinya.
"Udah bangun princess?" Tanya ciko dengan muka bantalnya
"Masih tidur" jawab tasya
"Becanda aja kamu" kata ciko sambil mengusap kepala tasya
"Udah jam 7 kak, aku mau jalan jalan" kata tasya sembari bangkit menuju kamar mandi.
"Kakak temenin, kakak tunggu di depan" teriak ciko karena tasya sudah berada di kamar mandi.
Tak lama tasya pun menghampiri ciko dengan mengenakan kaos dan celana training abu abu. Ciko langsung memeluk pinggang tasya possessive sambil berjalan jalan.
"Kalo mommy tau kamu jalan jalan, kakak bakalan kena omel" kata ciko
"Ga usah lebay deh kak, aku udah sembuh. Masa iya jalan jalan aja ga boleh" kata tasya
"Ya kan kamu baru kemarin cuci darahnya, harusnya kan hari ini istirahat total" kata ciko
"Istirahat mulu ntar otot aku jadi kaku" kata tasya enteng.
"Eh iya, kuliah kamu gimana?" Tanya ciko
"Tinggal skripsi" kata tasya
"Yaudah kamu ga usah mikirin skripsi atau wisuda kamu, nanti kamu tinggal terima surat lulus nya. Kamu juga pinter, mau apa lagi coba?"
"Pinter doang kalo ga ada pengalaman ya buat apa" kata tasya
"Emang kamu ga ada pengalaman?" Tanya ciko
Tasya menggeleng sambil menggaruk pipinya itu. Ciko langsung terkekeh.
"Ilangin dulu kebiasaan garuk pipi kalo mau boong" kata ciko hampir terbahak karena kebiasaan tasya bohong adalah menggaruk pipinya sendiri.
Tasya hanya cengar cengir katena ketauan bohong. Lalu tasya terdiam mengingat baby gavin. Tasya menghela nafas kasar.
"Kenapa?" Tanya ciko
"Kangen baby gavin" lirih tasya
"Mau ketemu?" Tanya ciko yang membuat tasya berbinar.
"Boleh balik ke indo?" Tanya tasya
"Mom ga bakalan setuju kalo kamu balik ke indo" kata ciko
"Trus gimana caranya mau ketemu baby gavin?" Tanya tasya
"Kakak bakal hubungin alex dan ngasih tau keberadaan kamu" kata ciko
"Tap-"
"Mau ketemu ga?" Tanya ciko lagi
"Mau, tapi kenapa harus kak alex juga kakak kasih tau"
"Dia bapaknya princess, ya kali kakak nyulik anaknya. Bisa nambah ntar musuh kakak" kata ciko yang membuat tasya mendengus.
Lanjut<><><><><>
KAMU SEDANG MEMBACA
Barbar [End]
Teen Fiction"Lo bapaknya? Punya anak dijaga dong!!! Kalo ilang kan lo yang repot. Untung ga di culik... Tuh mata kalo liat gue ga usah ngegas, nyelo ae. Untung anak lo ga gue jual" kata tasya ngegas membuat pria tadi langsung emosi. Warning : partnya acak gaes...