♧42♧

44K 2.8K 60
                                    


Jam menunjukkan pukul 8 malam dan tasya siap berangkat ke korea, tapi
"Kak ini kapan berangkatnya?" Kata tasya dengan sebal

"Lo apa apaan sih!!! Ngerepotin aja jadi tamu" bentak retta pada tasya

Ciko dihadang retta, entah kenapa nih wanita satu selalu merusak kesenangan tasya.

"Aku mau pergi, lepasin!!!" Kata ciko dengan dingin.

Retta belum tau jika ciko sudah mengetahui kebenarannya. Ciko juga sepertinya tengah menjalankan suatu rencana.

"Aku berangkat sendiri aja ihhh!!!" Kata tasya

"Yaudah pergi sono!!! Nyampah tau ga lo disini" kata retta

"Retta!!!" Bentak ciko

"Apa? Kenapa sih kamu belain dia? Semenjak dia ada disini, kamu ga ada waktu buat aku" teriak retta pada ciko.
Ciko menenangkan dirinya agar tidak menonjok wanita ular ini.

Bisa kacau rencana gue kalo gini terus. Batin ciko.

"OM!!!" tasya memanggil bodyguard dengan sebutan anehnya itu lagi.

"Ada apa nona?" Tanya salah satu bodyguard.

"Anter pulang tuh cewe!!!" Titah tasya

Bodyguard itupun menyeret retta.
"CIKO!!! ihhhh lepas, tangan lo kotor" retta memaki bodyguard itu

"Orang ko ga ada sopan sopannya" ejek tasya pada retta.

"DIEM LO!!! Ciko!!!" Lirih retta yang sudah menangis.

Untungnya ciko sudah tau kebenarannya. Jika tidak, mungkin dia akan memeluk retta dan menyalahkan diri sendiri lagi.
Setelah retta pergi, tasya memandang ciko tajam.

"Ngurusin cewe satu aja ga bisa. Masih mau main jalang lagi hah?" Sinis tasya

"Ya kan-"

"Apa? Aku lagi pengen banget nonjok kakak tau ga" kata tasya ketus

"Maaf" kata ciko

"Aku ga ngelarang kakak ya buat balas dendam ke retta, tapi inget jangan sampe tuh cewe buat aku marah kayak gini lagi. Kalo ga..." tasya menggantungkan ucapannya.

"Iya maafin kakak" kata ciko sambil menunduk. Dia tidak tahan dengan pandangan tajam dari tasya.

Tasya menghela nafas kasar lalu memeluk ciko.
"Maafin aku kak" kata tasya

"Yaudah kita berangkat sekarang" kata ciko yang diangguki tasya.

***

Tasya sampai di korea keesokan hari nya jam 9 pagi. Jet pribadi liam bisa mendarat di bandara mana pun.

Holkay banget sih, author kan jadi pengen.
*abaikan

Saat turun dari jet pribadi, tasya mengeryit kan keningnya heran melihat pemuda dengan jas dokter yang juga dikawal beberapa bodyguard tengah memandangmya.

"Oppa tau aku disini?" Tanya tasya pada dokter muda itu. Dokter pribadi tasya di korea yang menangani penyakitnya.
Dokter muda itupun menghampiri tasya dan memeluknya.

"Oppa tau semuanya tentang kamu" kata dokter muda pribadi tasya iti, Kim Seojun (25 tahun).

"Pantesan kak julian sering bilang kalau oppa itu cenayang" kata tasya dengan fasih berbahasa korea

*anggap aja pake bahasa korea

"Jangan dengerin omongan julian" kata seojun

"Ehmmm" dehem ciko

"Eh lupa" kata tasya dengan cengengesan

"Kak ciko kenalin ini dokter pribadi tasya namanya kim seojun. Dan oppa kenalin ini kak ciko" kata tasya

Ciko dan sejun pun saling berjabat tangan.
"Oppa denger kamu udah dinyatakan sembuh" kata seojun yang diangguki tasya.

"Eh iya, oppa ngapain kesini?" Tanya tasya

"Jemput kamu lah" kata seojun

"Oppa ga liat aku sama bodyguard? Jangan nambahin deh oppa" kata tasya sebal

"Kamu ga bakal bisa ngelarang oppa" kata seojun

Tasya mendengus lalu menarik tangan ciko untuk segeri pergi menuju hotel.
Liam sudah menyediakan mobil sport untuk tasya dan ciko.
Ciko mengemudikannya dengan dikawal bodyguard










































Lanjut <><><><><>

Barbar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang