♧51♧

42.4K 2.7K 73
                                    

"Kamu tau? Kamu milikku honey. Ga ada yang boleh milikin kamu selain aku apalagi si parviz itu. Jangan kira aku ga tau identitas kamu honey. Aku udah tau dari dulu... aku selalu biarin matteo sama julian karna mulai hari ini kamu akan jadi istriku" kata doni dengan gilanya.

Belum waktunya. Batin tasya lalu menekan tombol rahasia pada jam tangannya.
30 menit lagi... gue harus bisa. Batin tasya lagi.

"Kamu mau kan jadi istri aku? Mau atau tidak pun kamu akan tetap menjadi milikku... istriku..." kata doni.

"Kenapa? Aku tau kamu ga jahat kaya gini don... apa yang buat kamu berubah kaya gini?" Tanya tasya lembut sambil menghadap doni.

Doni menatap tasya dengan penuh obsesi cinta.
"Kamu ga tau... waktu kecil aku udah pernah liat papa bunuh mama didepan aku dan dino. Dan diwaktu itu juga papa bawa wanita lain buat pengganti mama. Setelah papa menikah dengan wanita ular itu, papa makin kejam. Kamu pernah tanya kenapa ada bekas jahitan di perut aku kan? Itu bekas ditusuk pakai pisau sama papa gara gara aku telat pulang sekolah dan itu aku waktu umur 12 tahun. Wanita ular itu lebih milih dino daripada aku. Tapi aku juga tau kalau dino cuman dibuat budak nafsu sama wanita ular itu makanya aku bunuh dino biar kamu ga diapa apain. Aku bener kan?" Tanya doni dengan tatapan lelah yang membuat tasya tertegun.

"Kenapa kamu ga pernah laporin ini ke polisi? Dan kenapa kamu ga pernah ngasih tau aku? Kenapa kamu harus nyakitin orang sekitarku don?" Tanya tasya lembut.

Doni kembali menyenderkan kepalanya di bahu tasya.
"Polisi ya? Udah sering aku laporin tapi polisi ga pernah nanganin masalah aku. Dan aku tau itu kerjaan wanita sialan itu yang udah nyuap polisi dengan tubuhnya. Wanita ular dan dino juga yang bunuh papa waktu aku umur 17 tahun. Aku ga pernah ngasih tau kamu karena si sialan dino selalu ngehalangin dan ngancem buat bunuh kamu. Aku ga pernah nyakitin keluarga kamu tapi mereka aja yang buat aku kesel khususnya mama kamu... dia udah kaya wanita sialan itu" kata doni

"Ga semua perempuan kaya gitu don. Mama aku ga kayak gitu" kata tasya lembut.

"Semua cewe sama aja... semua cewe sialan... kecuali kamu. Kamu tau kenapa aku bisa cinta sama kamu? Karna kamu pernah belain waktu aku dipukul dino. Saat kita baru masuk sma. Sejak saat itu kamu udah jadi istri aku" kata doni tersenyum manis.

"Kamu ga coba ngelawan aku kan honey?" Tanya doni tajam saat melihat anak buah tasya sudah masuk ke gedung tua.

Tasya mencium dahi doni yang membuat doni diam tertegun. Tasya langsung menancapkan suntikan ke lengan doni yang membuat doni langsung pingsan.

"Maaf" lirih tasya sambil mengusap pipi doni.

Tasya mengalihkan pandangannya kearah alex dan baby gavin.
"Bawa doni ke rumah sakit!!! Jaga ketat!!! Jangan sampe kabur!!!" Perintah tasya.

Tasya langsung menggendong baby gavin lalu menyuruh bodyguard untuk membawa alex ke mobil.

Tasya memangku baby gavin yang masih pingsan dengan alex disebelahnya.
Tasya menatap kedua orang itu khawatir.
Tasya mengusap pelan pipi alex.
"Maaf harus ngelibatin lo" gumam tasya.

Setelah sampai dirumah sakit, baby gavin dan alex dirawat diruangan yang sama dengan hanya ditunggu tasya.
Alex bangun saat merasa usapan lembut di kepalanya. Alex tersenyum manis saat tau kalau itu tasya.

"Kenapa aku disini? Gavin mana? Dia gapapa kan?" Tanya alex

"Gue yang bawa lo kesini. Maafin gue udah ngelibatin lo. Baby gavin masih belum sadar, mungkin bentar lagi" kata tasya sambil menunjuk ranjang sebelah.

Alex menghembuskan nafas lega.
"Kamu kenal yang nyulik aku?"

"Mantanku" kata tasya yang membuat alex menatapnya tajam.

Barbar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang