Pagi nya tasya terbangun karna suara gaduh. Tasya melihat bahwa matteo masih tertidur di pelukannya. Mata tasya menyipit melihat orang lain di ruangannya.
"Om? Tante? Kak julian?" Panggil tasya.
Adam, diana dan julian pun menolehkan kepalanya melihat tasya. Diana dengan heboh menghampiri tasya.
"Kamu gapapa kan sayang? Kamu ga diapa apain kan sama lea? Kenapa tambah kurusan sih?" Tanya diana yang langsung melepaskan pelukan matteo pada tasya. Matteo pun terbangun.
"Mah apaan sih?" Tanya matteo jengkel.
"Kamu udah bangun? Oh yaudah" kata diana yang membuat adam dan julian terbahak.
"Turun dulu sini, ayo sarapan" ajak diana pada tasya.
Tasya pun tersenyum lalu izin untuk cuci muka lalu kembali dan duduk diapit diana dan julian. Tasya pun mulai makan dengan tenag. Semuanya merasa heran, apakah tasya masih marah? Biasanya suasana makan bersama akan tambah seru dengan candaan tasya. Tapi kali ini tasya hanya diam.
"Mama sama siapa?" Tanya tasya pada julian.
"Udah ada om damian" kata julian yang diangguki tasya.
Setelah selesai sarapan, tasya menuju kamar mamanya yang sekarang ada banyak bodyguard yang berjaga.
Sebelum tasya masuk, tasya dihentikan oleh salah satu bodyguard."Maaf nona, tolong tunggu sebentar. Nyonya dan tuan masih ada perlu di dalam" kata bodyguard itu.
"Emang mereka ngapain sampe gue ga boleh masuk?" Tanya tasya kesal.
Belum sempat body guard menjawab, tasya dengin gesit membuka pintu dan sekarang tasya menyesal tak mengikuti kata kata bodyguard tadi. Tasya mengerutkan keningnya melihat pemandangan dua orang yang tengah sibuk untuk mengancingi baju masing masing setelah tasya masuk.
Mama beneran sakit? Kenapa gue ragu ya? Apa ini cuman akal akalan mereka biar gue balik?. Batin tasya
Clarissa dan damian memandang gugup kearah tasya yang melamun.
"Sayang?" Panggil clarissaTasya mendongak dan menghembuskan nafas kasar dan tetap diam ditempat.
"Gimana matteo?" Tanya clarissa menutupi kegugupannya.Ga ada akhlak, masa iya masih di rumah sakit mau ehm ehm. Untung nyokap. Batin tasya.
"Sayang?" Panggil clarissa lagi dengan gugup.
Tasya memanggil salah satu bodyguardnya,
"Panggil dokter, bilang kalo pasien ruangan ini udah sembuh" kata tasya yang diangguki bodyguard."Tasya?" Panggil damian
"Mama kamu belum sembuh sayang!!!" Kata damian.
"Tau apa anda?" Tanya tasya sengit.
"Sayang?" Panggil clarissa lirih.
"Hancur sudah kepercayaan yang sudah saya berikan kepada anda!!!" Kata tasya dingin.
"Mama ga boong sayang" lirih clarissa
"Iya ga boong... tapi kalo emang udah sembuh ya pulang aja... jangan sakit buat di jadiin alesan biar tasya pulang" teriak tasya
"Maafin mama" lirih clarissa
"Orang berpendidikan kok ga ada akhlak" kata tasya sinis.
"Ada apa ini?" Suara noah aka papa kandung tasya.
"Tasya sayang!!!" Noah pun memeluk tasya.
"Maafin papa" lirih noah
Noah pun melepaskan pelukannya pada putri kecilnya itu.
"Ada apa hm?" Tanya noah
KAMU SEDANG MEMBACA
Barbar [End]
Teen Fiction"Lo bapaknya? Punya anak dijaga dong!!! Kalo ilang kan lo yang repot. Untung ga di culik... Tuh mata kalo liat gue ga usah ngegas, nyelo ae. Untung anak lo ga gue jual" kata tasya ngegas membuat pria tadi langsung emosi. Warning : partnya acak gaes...