♧55♧

41.8K 2.5K 48
                                    




"Sialan!!!" Umpat tasya memandang doni

Bruk

Tasya pingsan akibat menghirup obat bius dari sapu tangan yang dipegang doni. Entah bagaiman bisa doni melepaskan borgolnya. Doni tersenyum memandang tasya. Doni langsung menggendong tasya keluar dari rumah sakit dan membawanya ke mansion miliknya.

***

Tasya bangun dan mendapati dirinya di borgol.
Lah gantian gue yang kena borgol. Batin tasya.

Tasya menatap kamar dengan nuansa hitam maskulin khas pria. Didepan ranjang ada sebuah cermin besar, jadi tasya bisa melihat kondisinya sendiri.
Tasya menatap cermin bingung, disana ada dia yang sudah dimake up dan tengah memakai gaun pengantin mewah.
Tunggu... make up? Gaun pengantin? Gue mau nikah? Sama siapa?. Batin tasya

Lalu tasya merenung dan baru ingat jika yang membawanya adalah doni.
Sialan. Batin tasya

Ceklek

Pintu terbuka dan tasya mendapati doni masuk dengan senyum di wajahnya. Doni mengenakan tuxedo yang serasi dengan gaun tasya. Doni menatap tasya tersenyum.
"Bentar lagi ada yang bakal jemput kamu!!! Jangan sampe kabur atau ngerusak hari bahagia kita!!!" Kata doni tersenyum.

"Lo gila don!!! Lepasin gue!!! Gue ga mau sama lo!!!" Bentak tasya.

Doni menatap tasya tajam dan duduk disamping tasya lalu mengusap pipi lembutnya. Tasya melengoskan wajahnya membuat doni tersenyum smirk.
"Jangan macem macem honey, semua keluarga kamu ada di tangan aku. Kalau aku mau, aku bakalan bunuh mereka" ancam doni.

"Lepasin mereka don!!! Mereka ga tau apa apa. Jangan gini don please" lirih tasya dan mulai menangis.

Doni mengerutkan keningnya emosi.
"Kamu harus senyum!!!" Kata doni lalu mengusap air mata tasya.

"Aku ga bakal lepasin kamu, inget itu!!!" Kata doni lalu keluar kamar dan menguncinya dari luar.

Tiba tiba tasya terdiam lalu mendengus.
Emang ga bakat gue kalo harus akting nangis!!! Batin tasya.

"Perasaan tadi gue udah menghayati kalo nangis... kenapa ga mempan ya? Curiga gue sama yang diomongin orang orang. Emangnya barbar gue udah akut ya?" Gumam tasya seperti orang gila.

Tasya mendongak menatap siapa yang masuk kamar setelah doni pergi. Matanya memicingkan kilatan tajam saat mengetahui ternyata

"Kak lili!!!" Ucap tasya tajam

Lili menundukkan kepalanya. Matanya berkilat memancarkan kesedihan.
"Maaf nona" kata lili dengan penuh penyesalan.

"Maksud lo apa? Gue udah mau nerima lo dengan semua keluarga lo gue yang nanggung, dan ini balasan lo kak? Hebat banget!!!" Kata tasya tajam membuat lili semakin menundukkan kepalanya.

Lili berjalan menghampiri tasya lalu meletakkan sebuah kunci di tangan tasya. Lili juga mengeluarkan celana hitam panjang dan jaket hitam disebelah tasya. Tasya hanya memandang lili tajam. Lili berjalan menuju nakas samping dan meletakkan sebuah pistol dan puluhan peluru. Lili menatap tasya bersalah.

"Cuman ini yang bisa saya bantu non. Kalau non mau keluar dan nyelesein masalah, non harus bisa keluar dari kamar ini dulu" kata lili lalu beranjak meninggalkan kamar.

Tasya termenung sejenak melihat kepergian lili. Otak cantiknya tengah menyusun rencana.

Empat barang yang dikasih kak lili udah lebih dari cukup buat ngadepin lo don. Batin tasya.

Tasya tersenyum licik lalu dengan mudah melepaskan tangannya dari borgol. Tasya berdiri dengan masih mengenakan gaun pengantin lalu menatap dirinya di cermin.

Cakep juga gue!!!. Batin tasya pede saat memandangi dirinya sendiri padahal saat ini dia dan keluarganya dalam keadaan genting.





































































Lanjut <><><><><>

Barbar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang