Sudah lewat beberapa hari saat kejadian Ella hampir saja melayangkan satu buah semangka besar ke arah dua orang yang menurutnya tidak tau malu itu. Dan kini karena singgungan itu Qia menjadi pendiam dan suka melamun, Ella jadi kasihan melihatnya.
Ingin rasanya ia menyobek bibir lancang itu hingga terlihat seperti Joker.
Nyebut Ella, nyebut!
Mengingat kejadian itu membuat Ella geram, tidak sadar Ella memakan cireng isi dengan kasar, membuat Vian yang duduk tepat di samping Ella jadi bergidik ngeri.
"Mau ke mana kamu Mas?"
Vian kembali duduk, menyengir ke arah Ella. "Pantat Mas kebas La, berdiri bentar, nanti duduk lagi."
"Panuan ya?"
"Sembarangan." Kesal Vian menyentil pelan bibir sang istri.
"Sakit tau!"
"Jangan sembarangan mangkanya." Omel Vian melotot.
Ella berdiri, melenggang pergi dengan kaki menghentak hentak ke lantai.
"Kenapa jadi kamu yang ngambek? Harus Mas loh La."
*
Al mengernyit bingung saat mendapati perempuan berbadan gemuk ini beberapa kali menghela napas dengan wajah murung. Dengan lembut Al membawa Qia ke dalam pelukannya. "Cerita sama saya, kamu ada pikiran berat apa?"
Qia menggigit bibir kencang, menahan tangis, agar Al tidak curiga. Entah kenapa saat suasana hati Qia sedang sedih, dan jika ada orang yang bertanya ‘kenapa’ itu malah membuat Qia ingin menangis kencang.
"Qi?"
"Hiks... Hiks.."
Al gelagapan menangkup pipi bulat Qia. "Kata-kata saya ada yang salah Qi? Sampe buat kamu nangis gini."
"A'a ga selingkuh di luarkan?"
Mata Al membulat. "Kamu tuduh saya selingkuh?"
"Jangan ngegas, suara A'a jelek," Qia mengucek kedua matanya yang terus mengeluarkan air mata.
"Kamu nuduh saya selingkuh Qi, gimana saya engga marah."
"Qia ga tuduh! Cuma nanya."
"Sama aja!"
"Beda A', beda!"
"Intinya kamu sudah ada bibit-bibit curigai saya selingkuh."
"Qia ga beli bibit apa-apa."
Al mengusap wajah kesal "Begonya Masallah luar biasa," kesal Al.
Mendengar itu seketika tangis Qia berubah menjadi raungan pilu, Qia semakin mengeratkan pelukan pada tubuh Al. "Qia emang bego A', tapi kenapa A'a maksa Qia buat nikah?!"
Al memutar bola mata malas melihat drama yang dilakoni Qia, dan dari tadi Al tidak mengerti kenapa Qia sampai menangis histeris seperti ini. "Lama-lama kepala saya bisa migren ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kampret! || END
Romance[Sebagian chapter di privat, follow untuk membacanya] [Sequel Possessive Windower Tail Two] Gadis yang duduk dikursi roda itu tertawa cekikikan, saat mengingat hal konyol yang dilakukan laki-laki ini saat ijab kabul. Sedangkan Al berdecak malas seka...