27. Kue gratis

6.8K 616 34
                                    

Sudah lebih satu minggu, bumil itu selalu bersikap sinis dan ketus pada Al, namun namanya Al yang bebal dan tidak punya malu, laki-laki dewasa itu selalu mempel kemanapun Qiana pergi.

"A'! Pergi ga, Qia tampol nih!"

Al menyengir bodoh, menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri semakin berjalan mendekat. Duduk di samping bumil yang sedang memakan jambu air itu. "Saya minta yah, jambunya."

"Beli sama mamang buah sana!" Segera saja ia menepis kasar tangan Al.

Maen minta-minta aja, ia beli jambu air ini dengan penuh pengorbanan, korban suara juga.

Yongan ia beli harus teriak-teriak, karena mamang buah nya memang ada masalah pada pendengaran, dipanggil bukannya berhenti malah makin kenceng lajuin motornya.

"Minta satu doang," al berniat mencomot kembali buah itu, namun kulit tangannya kembali terasa panas akibat geplakan telapak tangan gembul itu.

Al terkekeh saat bumil itu memeluk kantong kresek berisi jambu itu posesif, jangan lupakan mata bulat yang menyorotnya ke arahnya tajam.

Bukannya terkesan seram, malah terlihat konyol.

"Mama!" Kepala Qiana langsung menoleh pada si kembar, berbinar.

"Sini sayang! Mama punya jambu air, enak." Ia mengangkat kantong kresek tinggi.

Al mencibir mendengarnya, ia yang minta saja langsung digeplak, sedangkan bocah kembar itu malah ditawarin. Ia jadi mau bertukar posisi dengan anaknya.

Kedua bocah itu berlari mendekat, mengambil buah berwarna pink itu semangat. Mengunyahnya cepat.

"Enak ada air nya!" semangat Ain, kembali mengunyah buah itu.

Qiana tertawa, mengalihkan pandangan kearah bocah pendiam namun begal yang sedang mengambil buah itu, lalu menjadikan bajunya sebagai wadah. "Abang bawa jambu nya yah Mah, mau makan sama Nana."

"Emang Nana ada disini?"

Bocah itu mengangguk semangat. "Ada, kalo gitu Abang mau main sama Nana dulu, assalamualaikum," bocah itu ngacir begitu saja.

Ain ikut-ikutan mengantongi jamu, menggunakan baju bagian depannya sebagai wadah. "Ade juga mau maen sama Caca, Uyun, sama lily."

"Kalian masih pada kecil udah ngapelin anak orang aja!" Qiana bersunggut, berniat mencegah kedua bocah gembul itu.

Namun telinganya menangkap suara kunyahan, seketika mendelik saat Al ternyata berhasil mengambil jambu air miliknya.

"Nyolong, dosa," ketus Qiana, membawa sisa jambu yang masih tersisa. Melengos masuk ke dalam kamar.

Al mengabaikan itu, dirinya baru pertama kali memakan buah ini. Ternyata rasanya enak. "Bawa aja, saya udah siapin stok," al terkikik mengeluarkan beberapa buah jambu yang tadi sempat ia sembunyikan selagi fokus bumil itu pada si kembar.

Kalau bukan cara seperti ini, mana mau perempuan itu membagi makanannya, apa lagi dengan dirinya.

*


"A'A ADA YANG NYARIIN!"

Al yang baru saja akan membuka lemari seketika langsung berlari menuju asal suara cempreng itu.

Suami Kampret! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang