السلم عليكم
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kulla 'amin wa antum bikhoir. Minal aidzin wal afidzin buat kamu yg baca🤓
Maafin aku yh, kalo ada tutur kata atau perbuatan yang kurang mengenakkan selama ini🙏
Wassalamualaikum:)
**
Friska menyodorkan kotak kado berbentuk persegi panjang, yang dibungkus dengan kertas kado bermotif bunga berwarna biru bercampur putih.
"Ini buat Qia, ma?"
Kembali Friska dibuat jengkel atas panggilan yang diberikan gadis cebol didepannya. "Astaga, perlu gue apain si bibir lo biar ga nyeplos manggil gue Mama!"
"Ga perlu di apa-apain Mah, kata A'a bibir Qia kan udah sexy."
"Anjing emang nih Zubaedah!" ketus Nandu, mengusap dadanya naik turun melihat kebegoan sahabat bar-bar nya yang malah bertambah parah.
"Qia tuh manusia, Nandu kali yang anjing."
Semuanya tertawa, kecuali Nandu yang berniat menjitak kepala cewek dengan keganasan ikan piranha itu.
"Ga jadi njitak deh gue, kasian kalo lo tambah bego kan berabe," nandu berpindah duduk dilantai, kakinya dia selonjorkan dengan punggung menyandar di sofa.
Sedangkan Qiana nampak mengoyak bungkus kado hingga menemukan rahasia di dalamnya. Wajanya yang semula antusias kini nampak sebal, menatap kesal Friska yang malah tertawa.
"Susah tau gue ngumpulinnya, jadi lo ga boleh protes."
"Tapi ga foto aib Qia waktu dikuhum di sekolah juga dong Mah."
Hamdi merebut bingkai foto itu, tawanya menggema saat melihat foto sahabat ajaibnya yang sedang membawa dua ember dengan bibir moyong ke depan.
Mereka semua tertawa, saling berebut melihat berbagai wajah konyol seorang Qiana yang dikumpulkan menjadi satu dibingkai foto yang cukup besar.
Kecuali Pian, pemuda itu mengangkat sudut bibirnya gemas. Imut sekali perempuan yang masih menempati hatinya itu.
Boleh tidak ia egois jadi perusak rumah tangga orang?
"Ini yang ngasih kado cuma Mamah, yang lain mana? Lagi melarat semua yah?"
Dan saat itu pula tawa mereka berganti raut wajah geram. Kalau membunuh dihalal kan oleh agama mereka semua akan menjadikan Qiana orang yang patut hilang di dunia.
*
"A'a," kaki Qiana melangkah mendekat kearah Al yang malam-malam begini masih berada di pekarangan rumah.
Apa laki-laki itu memiliki bulu seperti beruang kutub yang bisa menghalau dinginnya udara?
"Udah kumpulan sama temen-temenmu nya Qi?"
Kenapa nada yang dikeluarkan Al seperti menyindir?
"Ga ikhlas yah A', kalo Qia kumpul sama mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kampret! || END
Roman d'amour[Sebagian chapter di privat, follow untuk membacanya] [Sequel Possessive Windower Tail Two] Gadis yang duduk dikursi roda itu tertawa cekikikan, saat mengingat hal konyol yang dilakukan laki-laki ini saat ijab kabul. Sedangkan Al berdecak malas seka...