39. Astagfirullah Al!

5.3K 504 55
                                    

"A'a bangun! Udah siang. Tidur apa belajar mati sih?!"

Karena masih mengantuk Al malah menutup wajah nya dengan bantal, sungguh ia baru tidur setelah sholat subuh gara-gara Arum tidak mau memejamkan mata.

Sedangkan Qiana sendiri sudah lebih dulu nyenyak di samping Arum yang masih asik berceloteh dengan bahasa bayinya, membuat Al mengalah menjaga Arum karena kasihan melihat Istrinya yang kelihatan kelelahan.

Qiana mencubit pinggang Al keras. "Bagun A'! Anterin Qia beli bakso sama mie ayam terus soto sama sate kambing sama empal gentong terus seblak!"

Walaupun terkejut akibat semua makanan yang diinginkan perempuan itu, tapi karena kantuk lebih mendominasi Al malah semakin mendengkur. Biar lah istrinya ngoceh sepuas nya.

"Delivery aja Qi," saut Al sekenanya.

"Ga mau, lebih lezat terjun langsung ke penjualnya."

"Saya ngantuk, kamu mau nanti ada apa-apa di jalan kalo saya nyetir?"

"Ya udah pinjemin Qia motor buat berangkat sendiri."

"Ga ada motor-motoran!" ketus Al memunggungi sang istri.
"Dan jangan coba-coba nekat buat minjem motor Mom lagi, kualat kamu kalo ga nurut suami."

Bibir Qiana cemberut, kalau sudah masalah kualat lebih baik mengalah. Omongan suami biasanya manjur. Tapi kalo suaminya brengsek seperti Al apa omongannya bakal tetep di ijabah sama tuhan?

Dirasa sang Istri sudah keluar dari kamar, Al mulai mengutak-atik ponselnya. "Bromo, beli kan bakso, mie ayam, soto, sate kambing, empal gentong dan seblak."

"Pedas semua tuan?"

"Jangan, semua sambalnya di pisah saja."

"Baik tuan, akan saya antar ke rumah dalam 30 menit."

"Terima kasih," jawab Al langsung mematikan sambungan telefon, laki-laki itu langsung mencari posisi nyaman untuk melanjutkan membangun mimpinya.

*

Qiana masih cemberut, membenturkan kepala pelan pada meja makan. Berharap bayangan makanan yang sedang ia ingin kan berhenti berputar dalam pikirannya. Itu sungguh membuat perutnya semakin berbunyi nyaring.

Mungkin benar kata Al, kalau perutnya itu masuk dalam kategori perut karet.

Dari arah kamar Al melangkah dengan ringan ke arah Istrinya, terkekeh pelan saat wajah perempuan itu tertutup rambut nya yang panjang.

"Jangan di benturin lagi, mending langsung di hantam aja pake tabung gas biar sekalian pecah."

Mata Qiana mendelik. "Bilang si ngantuk, tapi sekarang udah cakep aja."

Senyum Al mengembang. "Saya salting di katai cakep."

"Baperan dih."

Senyum Al luntur, laki-laki itu menuangkan air putih dari teko ke gelas lalu mengengguknya hingga habis. "Arum mana Qi?"

"Semuanya pergi keluar, jalan-jalan. Disini tinggal ada Qia sama A'a aja." jawab Qiana tanpa titik dan koma.

Suami Kampret! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang