Terlihat pemuda berkemeja hitam itu tersenyum lirih, menatap rumah sederhana itu sarat akan luka.
Sudah ia katakan, cinta pertama memang sangat sulit dilupakan, padahal ia tau gadis itu sudah membangun keluarga dengan laki-laki lain.
Dengan kata lain, ia kalah star.
"Makasih ya, ga sia-sia gue kenal sama lo, ternyata lo tetanggaan sama Qia."
Gadis tinggi berpenampilan anggun itu mengangguk, tersenyum lembut. "Sama-sama Kak, terus Kakak masih mau cintai Kak Qia?"
"Ga tau," pian kembali menatap rumah yang terlihat sepi itu, mungkin penghuninya masih bersantai di dalam. Mengingat cuaca hari ini cukup terik.
"Kakak ga bisa gini terus, kan Kakak tau, kalo Kak Qia itu udah punya suami, malah lagi hamil lagi. Kakak harus cari pengganti biar bisa move on," bila kembali tersenyum lembut.
Pian tertegun, ah.. Iya cinta pertamanya sudah punya suami. Ia hampir lupa itu.
Miris sekali kisah percintaanya.
"Udah sana, lo pulang bocil!" ketus Pian mendorong pelan tubuh Bila hingga bergeser beberapa langkah.
Letoy sekali perempuan ini.
"Aku cuma selisih 1 tahun sama Kakak, jadi aku bukan bocil," bibir Bila mengerucut.
Saat marah pun, suara gadis ini masih terdengar lembut.
"Pulang sono, entar dicariin Emak, sama Bapak lo lagi."
"Kakak lupa kalo, aku cuma punya tante Murni?" bila tersenyum kecil.
"Kalo gitu aku pulang dulu Kak, jangan kelamaan liatin rumah Kak Qia. Inget harus move on," sebelum pergi Bila tersenyum kearah Pian, lalu gadis itu melangkah pergi.Pian tertegun, ia lupa lagi tentang fakta itu.
*
Jika Pian masih terselimuti duka karena gagal move on, beda hal nya dengan Al yang sekarang dibuat fruatasi dengan sang istri.
Bagaimana tidak, saat bangun pagi ia tidak menemukan keberadaan bumil itu di sampingnya.
Dan ia malah menemukan sang istri yang duduk santai di dahan pohon mangga, sambil memakan buah mangga yang masih belum masak dengan giginya langsung.
Ia yang melihat saja sudah dibuat linu.
"Astaga Qi, turun kamu!"
"Ga mau, disini adem. Banyak angin sepoy-sepoy."
Al mengusap dada sabar. "Turun yah, kalo jatuh kan nanti Debay sama kamu celaka."
"Tapi Qia suka di msini A'."
"Harus istigfar berapa kali saya liat kelakuan ajaib kamu Qi," sebal Al.
"Turun, atau besok kamu ga bakal liat pohon mangga ini lagi."Kejam.
Mata Qia langsung berkaca-kaca, melempar sekantong mangga muda ke bawah. "Jangan minta, itu punya Qia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kampret! || END
Romansa[Sebagian chapter di privat, follow untuk membacanya] [Sequel Possessive Windower Tail Two] Gadis yang duduk dikursi roda itu tertawa cekikikan, saat mengingat hal konyol yang dilakukan laki-laki ini saat ijab kabul. Sedangkan Al berdecak malas seka...