28. Pelakor jahanam

7.1K 622 59
                                    

Kisah cinta dari Alaric dan Qiana memang tidak bisa dikatakan romantis, pasangan itu lebih cenderung seperti tom & jery.

Di mana jarang sekali ada keromantisan, bahkan lebih dominan ribut dan adu bacot.

Tapi kisah mereka cukup menghibur dan terkesan di hati para pembacanya.

Seperti sekarang, Al yang kelihatan berwibawa di luar akan bersikap sangat konyol jika berhadapan dengan bumil bar-bar yang tak ada kata kalem itu.

"Qi, Dede bayi kapan lahir?"

Qiana menatap malas laki-laki yang sedang mengelus perut buncitnya itu, sudah hampir 10 kali Al selalu menanyakan hal yang sama.

"Dijawab dong Qi kalo saya ngomong."

"Mangkanya kalo Qia periksa ikut, jangan pacaran mulu sama kertas!"


"Saya kan cari uang Qi, buat kamu sama Dede bayi terus si kembar juga," al memeluk tubuh gembul bumil itu gemas.

Bagaimana tidak gemas, badan istrinya bertambah melar seiring bertambahnya usia kehamilan.

Jadi bisa dikatakan badan Qiana dan boneka beruang besar tidak bisa dibedakan, sama-sama besar namun menggemaskan.

Benar-benar minta dipeluk setiap detik.

"Kata dokter, perkiraan Debay lahir sekitar 2 minggu lagi," dengan jahil Qiana menariki rambut yang tumbuh di sekitar rahang tegas Al.

Al meringis, menjauhkan tangan nakal itu dari wajahnya. "Menurut kamu anak kita cewek apa cowok?"

"Mana Qia tahu, kan belum lahir," Qiana melotot saat Al akan kembali menghalangi tangannya yang ingin bermain-main di rahang berewokan itu.

"Tapi menurut pandangan saya, Dede bayinya cowok."

"Sok tau A'a mah!" cibir Qiana beralih memainkan hidung Al yang mancung.

"Mommy sama Daddy juga bilang gitu ko, abis selama kamu hamil, tingkahnya itu loh, jelalatan kaya tupai. Loncat sana, loncat sini," bukannya tambah kalem, malah makin kelojotan kayak ayam disembelih.

"Mau cewek, mau cowok yang penting Debay sehat, sama yang wajib itu muka Debay harus mirip banget sama Qia!"

"Harus mirip saya juga dong!" Iya lah ia Bapaknya, masa ga ada yang dijiplak sama sekali dari wajah tampannya. Sungguh jika itu kenyataan, anak nya itu sangat rugi karena tidak mirip dengan kegantengan yang parnipurna miliknya.

"Kalo miripnya dikit ga papah, tapi Qia ga bakal redo kalo debay nurunin sikap A'a!"

Apa lagi jiwa play boy nya, idih amit-amit jabang bayi.

Al menatap jengkel istrinya, semakin memeluk tubuh berisi itu erat. "Emang sikap saya kaya apa?"

"Ga ada yang bagus, mines semua. Bikin Qia gemes pengen kasih racun ke A'a."

Al menoyor jidat lebar bumil itu, bukannya marah Qiana malah tertawa semakin menggoda Al dengan kata-kata cabe rawitnya.

Yang membuat laki-laki dewasa itu beberapa kali melayangkan tangannya untuk menoyor kepala sang istri.

Suami Kampret! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang