MENTARI 24

17 3 0
                                    

Setelah dari bawah aku langsung masuk kekamar bunda, kubuka pintu pelan pelan dan kulihat bunda yang lagi lagi menangis.

"Bunda gapapa?" Tanyaku

Dia diam, matanya menatap lurus tapi air mata terus saja mengalir.

Aku mengelus rambut bunda halus, dan memeluk bunda, bunda sekarang telah berbeda, dulunya bunda tidak pernah se down sekarang.

"Bang laskar" panggilku

Bang laskar tidak bisa bohong, matanya sendu badannya lemas, sejak bunda masuk rumah sakit, hanya dia yang menjaga bunda 24 jam sedangkan aku, hanya disuruh belajar dan sekolah. Tapi untuk sekarang mungkin aku tidak bisa.

Bang laskar memeluk bunda lagi, tapi tidak ada respon yang dikeluarkan bunda, bunda yang kuat telah hilang.

"Nda, bunda ga boleh kaya gini, bunda buka mata disini ada kita berdua yang selalu nunggu bunda kaya dulu lagi, bunda kami ngerti bagaimana perasaan bunda, tapi jangan menyiksa diri bunda dengan begini" kata bang laskar sendu.

Aku duduk didekat kasur bunda

"Bunda ga mau ketawa bareng kita berdua lagi? Menta percaya bunda orang yang kuat, bunda yang ngajarin menta how to be a strong girl, menta yang belajar banyak dari bunda, satu hal yang harus bunda tau, kita berdua sayang bunda lebih dari apapun" kataku sambil memeluk bunda.

Kini bunda semakin menangis, dan kembali memeluk kami berdua.

"Maafin bunda" lirihnya

Bang laskar dan aku tersenyum setidaknya bunda tidak pernah sendiri lagi.

                                    ♥🌹♥

Sekarang aku sedang tidur menemani bunda, bercerita pada bunda tentang sekolah, hanya untuk melihat tawa bunda seperti sekarang.
Bercerita tentang aryo yang menembak miss vanila.

Jika kalian bertanya kemana bang laskar? Bunda menyuruhnya istirahat, tercetak jelas mata panda yang sangat hitam di mata bang laskar.

Dering ponsel ku berbunyi, aku tau itu dari tuan muda aiden moreon, tapi nanti saja.

"Sayang angkat saja, bunda ngerti kamu rindu pada aiden" katanya lembut.

Lihat, bahkan disaat kondisinya seperti ini
pun dia masih bisa memikirkan apa yang dipikirku.

Aku tersenyum dan pergi keruang keluarga.

"Mentari" sapanya disebrang sana.

"Iya aiden"

"Aku mendengar kabar tentang bunda, maaf baru bisa menelpon mu sekarang"

"Tidak apa aiden" kataku seperti biasa

"Menta, aku tidak bisa berada disana sekarang, aku tidak bisa meminjamkan pundakku sekarang, tapi aku percaya kamu wanita yang kuat bukan" katanya

Aku tersenyum, setidaknya dia masih mengingat bagaimana aku jika dalam kondisi seperti ini.

"Aiden benar, aku selalu berusaha baik baik saja"

"Kamu harus baik baik saja, demi bunda bang laskar dan aku" 

"Aiden sudah tidak sibuk?" Tanyaku

"Freeclass" jawabnya seadanya.

Keadaan sedikit hening, aku rindu sebenarnya ber cerita ria dengan aiden tapi mungkin sekarang laki laki ini sibuk.

"Jangan terlalu takut dengan genta, aku percaya bang laskar jauh lebih bisa menjagamu didekat sahabatnya itu"

Aku tersenyum mendengar aiden, dia selalu tau apa yang terjadi denganku dan semua tentangku.

"Aiden terima kasih, sekarang kamu benar benar membuktikan, hanya badanmu yang jauh tapi bukan untuk hatimu"


MENTARI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang