MENTARI 54

13 3 0
                                    

"Bang gua minta maaf, harus ninggalin mentari lagi, tapi gua usahain sering balik, titip salam ke mentari, dan ini ada sesuatu buat dia"

"Ini udah ke 100 kalinya lo minta maaf, lo tenang aja gua kasi tau nanti, dan pasti dia ngerti"

"Makasi bang"

Laskar hanya tersenyum mendengar aiden, hanya tersenyum diluar tentu tidak didalam, bagaimana bisa dia akan membiarkan apa yang membuat adiknya bahagia sekarang harus pergi lagi, sedangkan lihat kondisi mentari sekarang.

"Rasya, galaksi, yo gua titip mentari, dan gua bakal janji balik secepatnya"

"Iya tenang aja, hati hati dijalan" kata rasya

"Kalo udah nyampe kabarin bro" galaksi yang memeluk aiden ala laki laki.

"Gonna miss u so bad bro"

"Apasih yo, yaudah gua berangkat ya semua"

"Ma, pa aiden berangkat"

"Kalo udah nyampe inget telpon mama atau papa ya" kata papa aiden sambil mengelus rambut putranya.

"Hati hati sayang"

Semuanya berjalan dengan berat hati, aiden yang meninggalkan perasaan yang merindukan mentari, sedangkan mentari yang sedang berjuang hidup dan matinya.

"Laskar" panggil papa aiden, sekaligus sudah menjadi papa kedua bagi aiden.

"Iya pa"

"Kamu tau papa tidak bisa dibohongi,tidak ada acara keluarga ke solo, ayahmu ada dibali dan papa akan menyusul nya hari ini, karena kita memang ada kerjaan bersama, apa yang kalian sembunyikan, papa hanya mengikuti semua alur yang kalian buat"

Suaranya terdengar pelan tapi tegas, membuat darah aryo berdesis hebat, lihat saja ekspresinya sekarang, galaksi dan rasya hanya saling memandang dan menghembuskan nafasnya.

"Kemana mentari sayang?"

Laskar menghela nafas, karena suasana kembali menghangat akibat suara lembut dari sang mama, tapi bagaimana dengan jawabannya sekarang.

"Sebenarnya pa ma, tidak ada yang pergi, mentari hanya sedang berjuang sekarang"

"Berjuang apa maksud kamu laskar?" Tanya papa lagi

"Leukimia stadium 4 pa, tidak ada yang tau awalnya, hanya dia yang menyembunyikannya tapi kemarin dengan pemaksaan dia melakukan kemo yang pertama dan sekarang ada dirumah sakit"

"Ayo kita kesana"

Rumah sakit

Terdengar knop pintu terbuka, mentari sedang tertidur pulas, dan berlian mengatakan dia baru saja tertidur, tadi seperti biasa dia meringis kesakitan lagi, papa dan mama terlihat begitu terkejut dan kasihan melihat mentari, tadinya ingin membangunkan mentari tapi lebih baik jangan,karena jika dia tau bisa bisa dia semakin takut, dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Setelah semuanya pulang sekarang hanya ada laskar, rasya dan galaksi, aryo dan berlian pulang karena ingin mandi dan nanti malam kembali kerumah sakit lagi.

"Kak berlian mana?"

"Mentari sudah bangun, ada yang sakit?" Tanya rasya.

Aku hanya menggeleng dan tersenyum, memejamkan mata berharap semoga rasa lemas ini segera hilang.

"Oh ya bagaimana kabar aiden? Sudah lama ya aku hilang dari dia"

"Daebak" kata rasya terkejut

"Kenapa rasya, ada apa?"

"Mentari"

"Iya bang kenapa?"

"Abang seharusnya tidak memberikan ini, tapi biar nanti kamu tidak terlalu sakit dan memikirkan ini"

Aku menerima sebuah surat dari bang laskar, aku hanya menanyakan aiden kenapa harus diberikan surat.

Hai peri kecil

Sekarang bukan peri kecil lagi, kita kan sudah sama sama dewasa bukan remaja atau peri kecil lagi, tapi kamu tetap kamu menta, boneka kecil yang selalu di genggam oleh aiden.

Semoga perjalanan ke solo menyenangkan ya, tapi mungkin tidak karena mendengar kabar ini.

Aku tersenyum, perjalanan ke solo? Aku menoleh menatap satu satu manik mata yang ada dalam ruangan ini,dengan mudah aku tau itu manik mata sedih dan kecewa.

Kamu, sebuah takdir yang sangat amat harus disyukuri menta, takdir yang selalu membuatku bahagia, maaf dengan sifat ku yang selalu dingin, tapi kamu percaya kan kita akan bersama selamanya, aku sudah sangat kecewa semenjak berhasil membentakmu, tapi itu benar benar diluar kendali mentari. Maaf.

Belanda, selamat datang dinegara belanda, kalimat itu yang akan aku baca ketika sampai disana nanti, maaf aku pergi tanpa memelukmu dulu, maaf meninggalkan mu lagi, tapi aku janji akan pulang lebih sering seperti apa yang kamu mau dulu.

"Harus pergi lagi ya?"

Maaf ini semua demi kita, atau jangan jangan kamu mau menikah setelah aku kembali haha.

Kita akan bergelut dengan rindu kembali bukan, tapi kamu bilang se jauh apapun kita pergi kita akan kembali pada rumah yang kita bangun sama sama.

Sudah ya, aku pergi mentari, maaf sekali lagi.

Aiden moreon.

Aku memejamkan mataku lagi, ternyata dia benar benar pergi, lagi dan lagi, ucapan yang dimobil itu berarti nyata, bukan hanya sekedar ucapan, berpisah dengan sangat tidak pantas sepertinya sekarang, tapi jika aiden tidak kembali dan aku pergi bagaimana?

MENTARI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang