MENTARI 57

16 4 0
                                    

Sekarang diruangan yang sudah menjadi tempat tinggal kedua bagi mentari,apa kabar dengan rumahnya,sudah sangat lama dia tidak pernah melihat mentari dari jendela kamarnya,jika boleh ber angan, aku ingin berjalan ditepi pantai sebelum aku pergi,ingin mengangkat jari tangan dan menyesuaikan itu dengan sinar mentari, ingin bermain hujan dan bernyanyi mengikuti irama hujan, dan ingin menikmati senja yang damai didekat desiran ombak pantai.

Disini hanya ada rasya dan dia,yang lain harus pulang dan katanya ingin mempersiapkan diri masuk universitas sedangkan bang laskar pergi ke kantor ayah, dia akan bekerja disana,kak berlian sepertinya pulang karena tadi sudah punya set malam.

"Ada yang sakit,kenapa memegangi kepala terus?"

"Saa sa kit rasya,tolong"

Dokter yang biasa menangani mentari datang dengan tergesa gesa, rasya hanya bisa menunggu diluar dan hanya bisa berharap semoga kondisi mentari baik baik saja disana.

Jika dilihat sekarang, badan mentari terlihat sangat kurus, rambutnya sudah sangat menipis, dia tidak bisa berjalan,kenapa takdir harus seperti itu kepada dia,rasya menutup wajahnya lalu menangis, kenapa sahabatnya harus selalu mengalamai hal hal sulit,dia tidak bisa melihat kondisi mentari seperti sekarang,dia juga tidak bisa membayangkan bagaimana lelahnya mentari menahan rasa sakit setiap harinya.
Apa mengikhlaskan mentari jalan terbaik?

"Galaksi,aku butuh kamu"

"Iya aku sudah di loby bersama aryo"

Sambungan terputus,dan tidak butuh waktu lama aryo dan galaksi sampai ditempat dimana aku duduk.

"Mentari kenapa?"

Rasya hanya menggeleng.

"Apa kita kasi tau aiden?"

"Belum waktunya yo" jawab galaksi.

"Tadi mentari kesakitan lagi,dia juga memegang kepalanya kuat,aku langsung panggil dokter dan kalian tau kan apa yang selanjutnya terjadi, aku cuma takut mentari kenapa napa,aku takut mentari benar benar pergi, aku belum siap"

"Ga ada yang siap rasya,doakan saja mentari hanya itu yang dia butuhkan sekarang"  ujar galaksi.

Satu jam kemudian.

"Rasya kenapa menangis?"

"Maaf bang,rasya ga bisa jagain mentari,dia kesakitan lagi"

"Eh udah ga ada yang perlu minta maaf,ini sudah jalannya" laskar mencoba menenangkan rasya.

Pintu terbuka menampilkan dokter,dan itu adalah ekspresi yang benar benar tidak ingin dilihat orang yang berada disini.

"Maaf sebelumnya,keadaan mentari semakina memburuk dan sekarang doakan saja agar dia bisa melewati masa kritisnya"

Semua bungkam,rasya kembali menangis tapi dengan sigap galaksi menenangkannya,laskar hanya menutup wajahnya kasar.

"Bang telpon ayah sekarang,dia berhak tau" kata aryo seraya mengusap pundak seorang laskar.

"Astaga yo gua lupa"

Setelah panggilan tersambung, laskar menatap aryo seolah bertanya dan aryo hanya menganggukkan kepalanya.

"Yah bisa kerumah sakit sekarang?"

"Siapa yang sakit son?, dan rumah sakit mana?"

"Laskar kirim alamat yah"

♥🌹♥

"Kenapa tidak ada yang memberi tau ayah,bahkan mama papanya aiden sudah tau,lalu kamu anggap ayah apa laskar?"

"Maaf yah,laskar ga pernah kepikiran kesana,laskar hanya fokus pada pengobatan mentari"

"Sudah om,lebih baik om masuk dan melihat mentari" rasya akhirnya memutuskan adu mulut yang terjadi disini,karena dia sudah pusing mendengarkan cek cok sana sini padahal sekarang mentari sedang tidak apa apa.

"Sayang bangun,ini ayah"

Lelaki paruh baya ini memegang tangan mentari,seakan mentari akan mendengarnya.

"Ayah ga pantas buat kamu,ayah ga pantas ada di depan kamu sekarang,ayah bukan ayah yang baik,ayah sudah kasar memukul bunda,ayah sudah salah memilih jalan,ayah sudah meninggalkan kamu,ayah minta maaf,apa kamu tidak ingat kemarin kita baru berhubungan baik sayang, ayah mau kamu bangun,ayah masih ingin memperbaiki semuanya"

Pintu terbuka menampilkan rasya disana.

"Maaf om,rasya harus ngomong sebentar dengan om"

"Panggil ayah saja rasya"

"Eh iya iya yah,rasya cuma mau bilang,mentari baru kemarin merasakan bahagia yang benar benar behagia,dia kembali pada pelukan ayahnya,meskipun dia sudah lama hidup tanpa kasih sayang,ayah tau ga? Dulu ayah pergi dia menangis,dia jatuh yah, tapi dengan cepat aiden mengulurkan tangannya, tapi tidak lama setelah itu aiden pergi sama persis seperti ayah,dia terluka lagi dan terpaksa harus melepaskan, setelah itu dia kembali menjadi mentari yang hangat tapi hanya sebentar karena bunda yang dia anggap mentari sesungguhnya pergi selamanya, dia terpukul bahkan sangat terpukul karena tidak melihat ayah disana,disaat dia butuh ayah, selanjutnya aiden pulang, tapi bukan aiden namanya jika dia akan hidup tanpa kejutan,dia pergi lagi dan esoknya bang laskar pergi"

Ayah mentari hanya diam mendengarkan cerita rasya dengan serius dan menatap rasya dengan kosong.

"Dan kejutan datang lagi yah,aiden pulang,mentari bahagia? Tentu tidak karena aiden pulang dengan keadaan yang berbeda,persis seperti bunda dia mengalami kecelakaan hingga lupa ingatan, tapi mentari terus ada disampingnya hingga dia kembali,dan yang paling berat dan mengejutkan adalah penyakit mentari,ternyata keluhan dia selama ini bukan hanya tentang kecapean tapi tentang kanker stadium 4,dan sekarang ayah kembali seharusnya dia bahagia, tapi dia memiliki keadaan yang berbeda sekarang"

Ayah menunduk dan menangis,laki laki itu menyadari ternyata putri kecilnya selalu mengalami hal sulit, sekuat apa dia bertahan dan sebanyak apa air mata yang dikeluarkan,kenapa dia harus ditinggalkan oleh semua orang yang dia sayang?,ayah terus menangis dengan perasaan yang tentunya sangat menyesal.

MENTARI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang