MENTARI 33

17 3 0
                                    

Sekarang aku berada ditengah tengah orang, disamping ku ada rasya, galaksi dan aryo.

Menunggu sesorang datang, duduk dengan secangkir kopi masing masing.

"Ayolah jangan menangis, ini hanya sementara" rasya membuka suara.

"Tenang saja aku tidak akan menangis rasya, aku percaya aiden akan kembali kan" kataku.

Aryo hanya sibuk memainkan ponselnya, sedangakn galaksi hanya diam, seperti biasa datar dan beku.

Langkah kaki seorang terdengar, dengan ransel yang cukup besar, jaket hitam berbeda dengan sebelumnya.

"Maaf membuat menunggu" katanya sambil duduk dekat galaksi.

"Macet?" Galaksi bertanya.

Orang yang diajak bicara pun hanya mengangguk.

Suara wanita terdengar cukup keras, memanggil penumpang yang akan melakukan perjalanan cukup jauh.

"Ayo kesana" ajak rasya

"Apa harus sekarang?" Tanya aryo

Aiden hanya mengangguk lalu tersenyum.

Aiden memelukku, dengan tinggi yang hanya sampai pada dada bidangnya.

"Maaf" katanya

"Tidak apa, jaga diri disana, janji akan kembali?"

"Janji, secepat mungkin aku usahakan"

Mendengar kabar bahwa laskar juga akan pergi, itu membuat hati aiden sedikit bingung, bagaimana tidak? Menta akan tinggal sendiri, hidup sendiri, sedangkan dia perempuan, umur 17 tahun pula.

"Galaksi gua titip menta, aryo rasya jaga dia" katanya

"Dia sudah seperti adikku sendiri" kata rasya.

Setelah acara tos ria ala laki laki itu, memelukku dan tos dengan rasya, laki laki itu pamit dan berjalan semakin jauh.

Aku menghembuskan nafas, melihat punggungnya sudah tidak terlihat, dia sudah pergi kembali ke madrid, artinya akan kembali kami terhalang oleh jarak.

♥🌹♥

"Abang, menta bawa bakso kesukaan abang"

Aku mencari dia kedapur, kekamar tapi tidak ada, kemana laki laki itu?

Karena bosan menunggunya, aku memakan bakso yang sudah kubeli tadi.

Suara pintu terdengar, aku lihat bang laskar datang dengan seorang gadis, aku pernah melihat gadis itu dulu, saat aku masih kelas 10.

Wanita cantik, tinggi, kulitnya putih, rambutnya sama seperti ku, sedikit merah bagian bawah.

"Mentari" dia memanggilku

"Sepertinya aku pernah lihat kakak" kataku sambil tersenyum.

"Abang keatas mandi dulu" bang laskar pamit.

"Berlian, mantan exsico"

Dia menjulurkan tangannya, dengan senang hati aku menerimanya.

Ternyata dia sama seperti bang laskar, anak exsico, anak anak pilihan di nasional high.

"Aku kira kakak ga kenal aku"

"Siapa yang tidak kenal kamu, kakak tau kamu dari kamu menjadi junior, tapi karena mungkin kita jarang ketemu" katanya hangat.

"Nama kakak cantik, berlian"

"Kamu lebih cantik, terang seperti mentari" katanya sambil tersenyum.

Wanita ini hangat, mungkin orang yang bertemu dengannya akan berfikir dia seorang yang jauh dari kata hangat dan ramah, jujur dulu aku pernah berfikir seperti itu, tapi ternyata lihat bagaimana baiknya dia.

Aku menghabiskan hari dengan wanita yang bernama berlian ini, menyenangkan, menghabiskan secangkir teh dengan dia.

Sepertinya dia dekat dengan bang laskar sudah lama, tapi aku baru mengetahuinya, wanita dengan tipe sepertiku, sifatnya juga tidak jauh dari diriku.

MENTARI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang