MENTARI 41

15 3 0
                                    

Sudah seminggu ini aku tetap mengunjungi aiden, tidak ada perubahan, karena itu semakin takut rasanya aku melihat laki laki ini terbaring.

Pagi ini aku masih dirumah, sebentar lagi mungkin aku akan kembali kerumah sakit.

"Kenapa galaksi"

"Aiden sadar"

Dua kata, aku tersenyum lega, aku mengambil jaket lepis ku lalu segera menghidupkan mesin mobil dan pergi kerumah sakit.

Segera ku buka pintu kaca itu kembali, disana ada galaksi rasya dan aryo, tapi tidak ada yang menampakkan ekspresi bahagia seperti apa yang aku duga, aku hanya melihat aiden menutup matanya, dibadannya juga tidak terpasang alat begitu banyak seperti kemarin.

"Aiden" panggilku

Dia hanya menatapku sekilas, mengangkat alisnya, apa dia tidak berniat membalas sapaanku.

Aku menatap sekeliling ku, tapi aku dibawa keluar lebih dulu oleh rasya, dia menarik ku ketaman, duduk dibangku taman, dia menghela nafas dan manatap ku, dengan tatapan bingung aku membalasnya.

"Kamu ingat tidak, ucapan dokter satu minggu yang lalu, itu semua benar benar terjadi pada aiden" jelasnya.

Aku menggigit bibirku, menangis lagi dan lagi, rasya menggenggam tangaku, seberat apa lagi yang harus aku alami, dia pulang dengan raganya, dan akan tetap disini tapi bagaimana dengan pikirannya.

"Ayo kita masuk"

Aku hanya menurut kemanapun rasya membawaku.

Aiden sudah bangun tapi dia sangat senang menutup matanya seperti sekarang, aku tersenyum gentir, rasya mendorong tubuhku pelan agar bisa didekat aiden, aku menarik kursi didekat aiden.

Aku menggenggam tangan laki laki ini, dia seperti tersentak, dia membuka mata dan duduk, lagi lagi aku sakit dibuatnya, dia melepaskan tanganku, bukan melepaskan tapi menghempaskan.

"Siapa" tanyanya

"Mungkin kamu butuh waktu, istirahat ya, semoga kamu cepat sembuh, sudah tidur lagi saja" kataku.

Sebisa mungkin aku memahami keadaan aiden sekarang, aku hanya butuh dia kembali membantunya perlahan lahan, pasti dia akan kembali seperti dulu aku yakin itu.

Setelah itu aku pulang dan akan kembali malamnya, aku pamit pada galaksi dan aryo, setelah itu mengantar rasya pulang.

"Kamu tidak menyesal mengenal aiden, sudah terlalu banyak yang kamu alami" kata rasya tiba tiba

"Untuk apa menyesal rasya, semua sudah terjadi yang perlu aku lakukan sekarang hanya beryukur dan ikuti saja alurnya, banyak hal yang sudah aiden lakukan hanya untuk aku agar bahagia"

Setelah rasya pulang aku menatap diriku dari pantulan spion mobil ku, diriku semakin kurus, bawah mata yang hitam, sangat berbeda dari sebelumnya.

Aku menggenggam kalung yang selalu aku pakai, kalung pemberian aiden, kalung itu selalu menyimpan banyak hal yang dulu aku alami sendiri, pemiliknya yang dulunya jauh sekarang kembali tapi rasanya juga semakin jauh.

♥🌹♥

Malamnya aku kembali kerumah sakit, cukup sepi tidak seramai tadi pagi, yang diruangan itu hanya mama, kalian bertanya kemana papa? Dia sedang tidak dijakarta.

"Hai ma"

"Sayang, kamu kembali?"

Aku mengangguk lalu tersenyum dan meletakkan tas yang aku bawa tadi.

"Biar aku aja yang diem disini ma, mama pulang aja besok balik lagi" tawarku

"Tidak apa sayang? Mama takut merepotkan kamu, lagi pula besok kita sudah boleh pulang"

"Iya ma, mama istirahat saja dirumah, biar menta disini"

"Mama minta maaf ya atas sikap aiden yang mungkin nanti buat kamu terkejut"

"Aku paham ma"

Setelah itu mama pulang diruangan ini hanya aku dan aiden, mungkin dia sudah tidur aku melihat wajahnya yang damai, aku tersenyum dulu wajah itu selalu aku rindukan, betapa baiknya tuhan sekarang membawa dia dekat sekali denganku.

"Semoga cepat sembuh aiden" aku mengelus kepalanya hati hati takutnya dia terbangun.

MENTARI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang