ARA'S WEDDING STORY

644 44 0
                                    

20 April 2020

***

Hari ini entah kenapa kurasa moodku berubah drastis, aku yang biasanya bawel berubah diam dan bermaksud tutup mulut seharian. Tak tahu alasannya apa, kalau PMS rasanya tidak, karna menurut perhitunganku saat ini aku belum di fase itu dan kalau pun iya ini bukan gaya PMS-ku banget. Sakit? Apalagi itu, wong badanku suhunya normal dan ngga greges sama sekali kok.

Namun yang jelas dari pagi  sampai sekarang jam tanganku menunjukkan pukul satu siang, aku terus merasakan dadaku bergemuruh tak tenang, bukan karna gombalan mas Wayan yang bikin baper, bukan juga tatapan mas Bima yang bikin gemeter, tapi deg degan yang kini kurasakan amat sangat berbeda.

Bahkan bukan hanya aku yang memahami keanehanku ini, Mala pun sudah lima kali nanya dengan pertanyaan yang sama, bahkan melakukan hal yang sama, meletakkan punggung tangannya didahiku sambil mikir, suhuku ini masih mormal atau tidak, setelahnya dia akan mengucap hamdalah sambil mengelus dada tenang. Begitu seterusnya, dari subuh sampai tadi tuh.

"Kak, ada masalah?" See? Tanya Mala untuk yang ke enam kalinya. Aku pun menghembuskan nafasku lagi lalu menatapnya dalam, kusisakan jarak 20 senti lalu ku tiup poninya, huh! Andai saja noyor orang bukan hal yang buruk sudah ku lakukan pada wanita polos dihadapanku, ini ya tuhan!

"Kalo Mala nanya lagi, Mala tidur sama mas Wayan malam ini!" Ancamku asal, penuh penekanan.

Ku lihat leher Mala bergerak naik turun nampak tengah menelan ludah susah payah, sambil melihat mas Wayan yang kini menatap kami penuh tannya di ujung sana.

"Atuh la, kaka diem aja. Mala bingung nih harus apa," keluhnya lucu. Ku lihat bibirnya maju membuatku merapalkan doa tulus dalam diam, " Ya tuhan tolong! Selamatkan bayi dalam perutnya, dan semoga ngga semonyong Mamanya amin..."

"Ngga, ngga papa. Udah ah sono! Mala nanya lagi, bobo sama mas Wayan" acamku untuk terakhir kalinya. Namun memang dari sananya sudah nurut, usai di ancem dia kembali tenang dan kembali fokus kerja walau sesekali memeperhatikanku dari sudut matanya, ngga papalah yang penting ngga bawel.

Dan saat ku kira perdebatanku dengan Mala soal keadaan berakhir sampai disitu, baru saja ku sentuh mouseku dan ingin memulai kerja lagi Mala kembali berbalik, dan memposisikan kursi putarnya mengarah padaku 100%, disitu aku masih diam sambil menunggu tingkah apa yang akan ia lakukan sambil mencoba sabar.

saat satu kata keluar dari mulutnya, dan aku tahu kemana arahnya, aku mulai menggelap. Seketika ku pejamkan mataku lelah, disini aku masih berusaha tenang dan mencoba bersabar. Namun namanya juga manusia, ada kalanya ia akan pecah saat dirasa sudah tak kuat lagi bukan?

"Huh! La, Apa lagi sih? Kenapa nanya mulu kaya pembantu baru gue?!" Ujarku mulai naik satu oktaf. Ku lihat Mala berkedip-kedip bingung, dan mencoba menghalau matanya yang mulai berkaca-kaca. Astaga!

"Hayuluh, nangis nih anak orang!"ujar mas Wayan dari arah belakangku, ia berjalan menghampiri Mala lalu menepuk nepuk halus bahunya yang mulai sesegukkan.

Ku biarkan sejenak mas Wayan menenangkannya sembari aku berusaha menenangkan diri pula. Akhirnya rasa tak tega pun mengelabui, ku dekati Mala lalu ku peluk erat dia sembari merapalkan kata maaf tulus sesekali.

Lumayan lama ternyata meredakan emosi ibu hamil, wajib diiming-imingin dulu dari yang mahal sampai murah, dari makanan sampai benda. Walaupun dia hanya menggeleng namun pada akhirnya perlahan tapi pasti sesegukannya mereda, tinggal aku memikirkan cara mengelak dari semua yang ku iming-imingi padanya tadi saat di tagih nanti.

Lalu dengan sayang ku raih tisu dari dalam tas lalu ku letakkan dibawah hidungnnya niat ingin mengelap, namun bukan Mala namanya kalau ngga kurang ajar, belum juga sampai dengan mantap tanganku mendarat, dengan songong dia mengejan hingga mengeluarkan ingusnya membuatku shock seketika.

ARA'S WEDDING STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang