4. Alayara

1.5K 132 8
                                    

Selamat pagi! Tetap semangat apapun yang terjadi ya, yakin lah akan ada pelangi indah dihidupmu nantinya.

Aku memasuki gedung sekolah dengan senyum, hari baru harus dimulai dengan senyuman supaya lancar.

Saat aku mendorong kursi roda tiba tiba ada yang menghentikannya dari belakang, ternyata itu Yara. Yara berdiri dihadapan aku sekarang dengan kedua tangan direntangkan seolah aku tidak boleh jalan.

"Nanti kita ketemu di taman ya! Jangan lupa bawa bekalnya," ujar Yara dan setelahnya dia pergi. Haruskah aku senyum? Tadi dia manis sekali. Ah sudah jangan kebanyakan ngayal.

Sebelum ke kelas aku memutuskan untuk ke kamar mandi terlebih dahulu, untuk mengelap keringat akibat mendorong kursi rodaku. Tidak ada orang jadi tidak akan ada yang merasa terganggu. Aku juga mengatur nafasku dan memijat sedikit lenganku yang rasanya sakit sekali.

Semua selesai, aku jalan ke kelas dan mulai pelajaran. Pelajaran pertama adalah fisika.

***

Bel istirahat sudah berbunyi dan beberapa teman kelasku sudah keluar untuk jajan tapi catatan ku belum juga kunjung selesai, tanganku sempat kram jad aku berhenti untuk beberapa saat tapi ternyata tidak selesai sampai sekarang.

Aku ingin makan di kelas sambil mengerjakan ini tapi aku bawa ikan asin. Aku memutuskan untuk menyelesaikan catatan fisika ini, urusan makan dan tidaknya nanti saja. Kalau aku catat dirumah tidak sempat aku juga tidak punya ponsel untuk memfoto catatan seperti temanku yang lain.

Saat aku sedang serius mengerjakan fisika tiba tiba Yara datang dengan kotak bekal berwarna putih ditangannya. Yara menatap ku, lalu melihat apa yang sedang aku kerjakan.

"Ditungguin taunya ngerjain tugas toh."

"Maaf ya kalau harus bikin nunggu, saya belum selesai mencatat fisika."

"Yaudah nanti gue pinjemin catetan gue, ayo kita ke taman. Lo harus makan!"

Lagi, tanpa persetujuan Yara memberi bekalnya kepadaku dan mengambil bekalku juga lalu mendorong kursi rodaku ke taman sekolah.

Tatapan orang orang tertuju kepadaku dan Yara. Aku merasa tidak enak, apalagi Yara mendorong kursi rodaku. Dan semua murid disini tau seorang Andi tidak pernah punya teman. Semua juga tau karena aku jadi korban bully-an Melvin dkk.

Yara mengatur posisi ku didepannya tetapi agak menyamping.

"Ayo makan!"

Saat Yara membukanya aku bisa melihat Yara bawa kentang goreng dan saos. Hanya itu.

Aku memberanikan diri untuk membuka bekalku, dan ya, bau nya menyeruak, tapi aku tidak melihat Yara kebauan?

"Itu apa?" Tanyanya penasaran.

"Ini ikan asin."

"Ikan asin? Gue pernah denger sih. Bentukannya begini ya?" Aku tersenyum lalu mejawab, "Ikan asin banyak bentuknya."

"Ooh, kalau gitu gue mau nyoba. Boleh kan?" Aku sontak kaget mendengar ucapannya tadi. "Eh... Beneran mau nyoba ikan asinnya?"

"Kenapa nggak? Lagian gue penasaran. Kata mbak dirumah gue ikan asin itu enak apalagi pake sambel, tapi mbak ga pernah masakin karena orang tua gue ga suka."

HeridsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang